by

Rokok, Djarum Dan Anak-anak

Beneran regulasi, ndak ada ‘pesan sponsor’ ? Jika benar regulasi, harusnya ‘garang’ juga melarang anak2 ikutan demo khilafah. Ber-kali2 terjadi. Berani ? Mbèl !

Melihat begitu ngototnya KPAI, interpretasi dan terapkan ‘regulasi’ se-mau2 sendiri, mungkin bener juga ‘dugaan’ sebagian orang. Ada sponsor !

Siapa sponsor ‘biang’nya sudah kasak-kusuk di-luaran, meski dibantah. Ada juga ‘tukang tunggang’nya. Sudah pada tahu semua, siapa. Yang ‘itu2 juga. Gerombolan ‘Pemabok’. Mabok Harta, Mabok Tahta, Mabok Wanita, dan Mabok Agama . . .

Bagaimana ujungnya ? Happy ending ? Win-win Solution ? Njungkel kesandung ? Jangan kuatir. ‘Lawan’ KPAI dan para ‘Haters’ kali ini adalah sebuah pabrik rokok. Ya. Pabrik rokok ! Coba sesekali lihat iklan rokok di televisi.

Saat muncul larangan iklan dengan tayangan ‘orang merokok’ sekaligus ‘rokok’nya. Ndak ada pabrik rokok yang mengeluh, tapi ‘mengeliat’ hindar sambil meloncat.

Hasilnya ? Iklan rokok jadi iklan paling kreatif dan cerdas, juga ciamik. Tanpa perlu gambar rokok pun, konsumen sudah tahu. Tambah laris malahan, karena ‘perokok’ mendapatkan apa yang selama ini mereka bayangkan. Iklan-nya menjadi wakil diri para ‘perokok’. Citra diri yang selalu di-angan2kan . . .

Jantan, eksekutif, suka petualangan, humoris, kreatif, setia kawan. Ndak perlu capek2 dan kerja keras lagi untuk meraih ‘style’ itu. Cukup duduk selonjor, nyulut sebatang rokok, lalu nyruput kopi . . .

Pabrik rokok tahu itu !

Jadi. Jika para ‘haters’ yang ingin ‘menghabisi’ pabrik rokok, buang jauh2 pikiran ‘utopis’ itu. Ndak mungkin bisa. Hil hil mustahil !

Para pecinta anak2 yang punya bibit dan bakat olahraga, Bulu Tangkis utamanya, jangan juga cemas. Meski PB Jarum rencanakan stop ‘audisi’ tahun depan. Mereka, PB Jarum, akan segera temukan cara.

Mereka telah terbukti ‘smart’, cekatan bergeliat seraya melompat. Bertahun-tahun.

Tentu saja di belakangnya ada jutaan rakyat Indonesia yang ikut berdoa. Sebab ‘mereka’ telah sumbangkan pada negara, Uang Rupiah dengan jumlah ‘sak hohah’, lewat pajak dan cukai-nya.

Ada pula ribuan petani tembakau, dari Jember, Temanggung, dan lain-lain. Berdoa khusuk buat pabrik pembeli hasil kebonnya. Juga ribuan karyawan pabriknya.

Ada juga ribuan anak2 berbakat yang rajin berdoa untuk ‘mereka’. Tempat di letakkannya segala harapan hidup masa depan yang lebih cerah. Serta berbakti pada negara.

Alam Lingkungan juga tak henti kirimkan bisikan angin segar. Ucapan terima kasih atas ratusan ribu pohon Mahoni, Bakau, dan lain-lain, yang ‘mereka’ tanam, untuk kembali segar dan hijau-kan bumi . . .

Dan jangan lupa, ada sekelompok ‘manusia’ yang di sela2 waktu ‘ngaji’, mbahas ‘sorogan’ santri, ndèrès ‘kitab’, juga sampaikan doa. Itulah Wong NU. Para Nahdliyin . . .

Pasti mereka kuatir pabrik rokok tutup. Belum NU kalau belum ‘ngrokok’, kata mereka. Meski begitu, bagi ‘Nahdliyin’ yang ndak ngrokok, jangan asal percaya dan terprovokasi. Karena meski NU, Gus Dur nggak merokok. Apalagi Ibu Sinta Nuriyah, mBak Yenni, dan Bu Khofifah . . .

Tabek untuk PB Jarum, pabrik rokok, dan rokoknya juga . .

Sumber : Status Facebook Harun Iskandar.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed