by

Robohnya Panggung Pengawal Fatwa

Di antara kelompok pengaku alumni ini, muncul konflik internal. Banyak kepentingan mulai menyusup. Saling klaim, saling menghujat. Yang terjadi adalah muncul elite-elite baru yang buru-buru merasa mengantongi medali dan ijazah. 212 dibuat reuni, ada alumninya. Seperti anak sekolahan.

Sementara orang-orang yang dulu bersemangat menggelandang penista agama ke pengadilan, kini mulai menyusut sebatas jumlah anggota FPI dan mungkin sebagian HTI atau PKS. Aroma politis yang demikian kentara membuat perlahan panggung para pengawal fatwa ini keropos.

Secara emosional, para alumni 212 ini kemudian mendekat ke kubu Prabowo-Sandi. Sebagai kelanjutan Pilkada DKI, tentu hal-hal ini sudah diperkirakan. Tak ada yang aneh

KH Maruf Amin sendiri belakangan mempertanyakan kembali tujuan kelompok alumni 212 ini, dan bahkan menganggapnya sebagai gerakan politis.

Tapi tak dinyana, para pentolan kecil di kelompok alumni 212 ini malah menantang sang kyai. Kini para pengawal fatwa malah membantah sang pemberi fatwa.

Rencana reuni besar-besaran yang diadakan di beberapa tempat mulai ditolak. Polisi, pemegang amanah penertiban berpikir ulang untuk memberikan izin kepada mereka ini.

Ditengarai tunggangan politik sampai menggangu ketertiban berada di balik alasan itu. Meskipun saya yakin, jumlah yang akan ‘bereuni’ tak akan lebih banyak dari jumlah kawan-kawan SD saya dulu.

Anyway, selamat bereuni buat yang pernah lulus.

Sumber : Status Facebook Wasil Belian

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed