Dengan nafas yang megap-megap, MRS masih berupaya menggugat Pemerintah melalui Mahkamah Konstitusi. Entah kaitannya apa. Tapi biarkan saja, bagi saya apa yang akan dilakukan RS dan kelompoknya hanya gertak sambal belaka. Mereka sudah tidak punya kekuatan lagi. *Bahkan rekening mereka diblokir negara untuk pro yustisia pun mereka tidak mampu mencegah.* Mereka hanya teriak tertinggal serak di media. Tapi seperti berteriak di ruang hampa. Tidak ada yang peduli.
*Kini, MRS dan kelompoknya sudah menjadi barang rongsokan di mata Sang Dalang*. Sudah tidak ada nilai lagi. Sudah dianggap tidak bisa digunakan sebagai kuda pacu untuk keperluan sang Dalang.
Inilah politik. Saat masih punya potensi kekuatan, dipuja-puji dengan sebutan setinggi langit. Namun pada saat sudah lunglai tak berdaya meringkuk dalam tahanan dan kekuatannya pun sudah ambyar hancur lebur, RS dan kelompoknya ditinggal begitu saja. Inilah ironi dalam realita perpolitikan kita.
MRS dan kelompoknya sudah pernah saya bahas memang bukan kelompok berideologi terlalu tinggi. *Mereka hanya kelompok pragmatis.* Mereka hanya digunakan sebagai centeng atau kelompok penekan. Mereka hanya bergerak atas kehendak Sang Dalang. Kini ibaratnya mereka seperti wayang kulit yang kehilangan gapitnya, lunglai tak berdaya. Berserak kesana kemari. Tapi saya yakini mereka hanya sedang tiarap. Pada saat tersedia amunisi untuk menggerakkan mereka lagi, mereka bisa bangkit kembali dan bisa bergerak lagi. Entah kapan.
Negara harus waspada. Bukan hanya waspada kepada para wayang yang tengah menjadi gelandangan, *tapi juga harus waspada terhadap kiprah Sang Dalang.* Negara harus berani mematikan gerak Sang Dalang. Agar jangan kembali membuat kerusuhan dan kerusakan.
Salam SATU Indonesia
Sumber : Status Facebook Rudi S Kamri
Comment