by

Riwayat Penusukan Pemuka Agama dan Pentingnya Posisi Banser

Apapun motifnya, juga kondisi kejiwaan penusuk, kita pantas bersimpati pada apa yang menimpa Ustadz Ali Jabir. Semoga tidak ada lagi kejadian sama yang menimpa mubaligh lain.

Dalam tradisi NU, sudah menjadi kewajiban Banser mengawal dan menjaga ulama saat berada di panggung. Beberapa kejadian yang menimpa ulama NU di atas, sebatas pengetahuan saya, pada saat “tidak dikawal resmi” oleh mas-mas Banser.

Almaghfurlah KH. Ma’shum Jauhari, Lirboyo, yang kondang sebagai pendekar pilih tanding juga pernah diserang oleh pemuda pada saat berceramah di Ponorogo. Setelah pidato usai, beliau turun panggung, tiba-tiba beliau menendang seorang pemuda hingga terpelanting, nyemplung dalam got. Ternyata pemuda ini berusaha menusuk beliau menggunakan keris. Sayang tidak mempan. Hanya baju yang terkoyak, sedangkan tusukan keris hanya menyisakan goresan kecil saja.

Karena itu, wajar jika mas-mas Banser ikut serta mengamankan para kiai. Keselamatan kiai menjadi tanggungjawabnya. Jangan heran jika seringkali kita disuguhkan pemandangan, seorang kiai berceramah yang di samping kanan kirinya berdiri tegap mas-mas Banser. (Kuat berdiri, sanggup menahan haus, juga tahan ngempet pipis berjam-jam).

Sebelum maupun sesudah naik panggung-pun, mas-mas Banser ini juga membentuk pagar mengelilingi kiainya. Sungguhpun kadang malah tampak menghalangi masyarakat yang mau cium tangan kepada teladannya. Soal ini, ada anekdot.

Di Probolinggo, seorang Banser senior yang bertubuh tegap gagah mengawal kedatangan Gus Dur dalam pengajian. Dia memegang erat lengan Gus Dur sembari tangannya menghalau siapapun yang mau mencucup tangan Gus Dur.

“Minggir, ayo minggir. Kasih jalan, kasih jalan…Kiai mau lewat! Minggir”. katanya tegas menggelegar.

Hadirin beringsut. Nggak mau berurusan sama Banser galak ini. Sebagian menggerutu.

Setelah Gus Dur duduk di kursi paling depan, siapa yang pertama kali mencium tangan Gus Dur?

Ya si Banser galak ini.

“Minta barokahnya, kiai.” katanya takzim sambil mencium tangan Gus Dur bolak balik.

Cup…cup..

Cerdik juga!

Sumber : Status Facebook Rijal Mumazziq

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed