Tak ada bedanya. Memangnya filosof itu cara berpikirnya beda dengan akademisi? Sama saja. Mereka memakai dasar-dasar ilmu logika yang sama. Gila apa. Lalu jika beda, para filosof berpikirnya untuk siapa jika demikian? Untuk langit? Tidak, mereka menyusun ilmu logika agar dapat dipakai oleh manusia, bukan makhluk awang2.
Lalu bahasanya berbeda dengan khalayak, gitu, sehingga dia boleh mengubah makna kata yang telah disepakati? Tidak ada itu begitu. Filosof tetap memakai bahasa yang disepakati, bray. Mana ada filosof mempermasalahkan jokowi bicara apa kepada petani, dimana pada moment yang mirip, Soekarno berbicara kepada petani yang menghasilkan marhaenisme. Ini dia sudah tertimpa fāqidu al-syai’ lā yu’thīhi, dan ini pelanggaran terhadap hukum dasar filosof. Kenapa tidak dia cari tau apa yang dibicarakan Jokowi daripada menyinyirinya? That’s not a philosopher should do. Terus terang, saya kalau lihat RG jadi ingat vicky.
Sumber : Status Facebook Khoiron Mustafit
Comment