by

Razia di Seberang Jendela

Oleh: Denny Siregar
 

Pak Walikota Serang, …daripada merazia warung makan kenapa gak lebih dulu merazia hati, apakah bapak lebih mulia daripada seorang ibu yang sedang mencari makan dengan halal?

Apakah bapak lebih bersih dalam mencari makan, di bandingkan seorang penjual nasi yang berjualan di bulan Ramadhan?

Apakah bapak merasa nyaman dengan pendapatan yang besar, sehingga sudah tidak perduli lagi dengan mereka yang harus ngebut mencari tambahan menghadapi lebaran?

Bulan Ramadhan sesungguhnya bulan instropeksi.. Ketuklah dulu pintu hati, benarkah saya “berpuasa”?. Perut saya menahan lapar, tapi terus memcari cara bagaimana korupsi tidak kelihatan..

Perut saya menahan lapar, tapi harus memainkan anggaran dengan bijak supaya semua kebagian dan bisa lebaran..

Perut saya menahan lapar, tapi harus buat kesepakatan dengan rekanan siapa dapat apa, berapa dan bagaimana caranya supaya berjalan dengan aman dan tentram…

Apa bedanya dengan “menjual nasi” di bulan Ramadhan? Sama-sama melayani orang makan.. Sama-sama mengejar lebaran.

Hanya yang satu melakukannya dengan terang-terangan, satunya lagi dengan diam-diam…. Satunya di razia, satunya semoga tidak di razia satu saat oleh KPK…

Semoga…

Semoga tidak seperti kata pepatah, “Gajah di pelupuk mata tidak tampak, cowok di seberang jendela kelihatan”.

 

(Sumber: dennysiregar.com)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed