by

Ratna Sarumpaet Yang Kebangetan

Hari ini, mereka duduk lesehan di bawah tenda. Mereka ingin mendengar pemaparan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut Pandjatan hadir mewakili pemerintah untuk menyampaikan hasil rapat tim gabungan SAR.

Suasana duka menyeruak dari wajah-wajah letih para ibu dan bapak di bawah tenda. Mereka ingin tahu apa hasil laporan pemerintah.

Di tengah suasana kedukaan itu, tetiba terdengar menyeruak suara keras memecah kedukaan para keluarga korban yang sedang menunggu Luhut bucara.

“Kamu jangan mau dibayar!”, teriak seorang perempuan tua dari belakang.

Sontak suasana khidmat hening menjadi ricuh. Suara perempuan tua dari belakang itu membuat sekeliling menoleh.

Siapa dia?

Ratna Sarumpaet.

Ya perempuan tua itu adalah Ratna Sarumpaet. Ratna memprotes keluarga korban yang mau mendengar Luhut bicara.

“Saya tidak dibayar. Saya warga Danau Toba. Keluarga saya terkena. Kami tahu soal Danau toba. Keluar kau”, balas seorang perempuan paruh baya lantang sambil menunjuk Ratna Sarumpaet dengan jari telunjuknya. Ratna terus nyinyir ngomel di belakang.

“Aku mau bicara sama Luhut !”, teriak Ratna tidak mau kalah.

“Prioritas saya keluarga korban. Nanti kita bicara. Kau boleh ngomong sama orang lain. Jangan kau macam-macam sama saya. Apa kau!”, balas Luhut tegas dengan wajah menahan emosi.

Seorang Ibu tua berdiri dari duduknya. Ia histeris. Ia menangis sesunggukan. Dua belas keluarganya mati dalam tragedi itu.

“Janganlah ribut di sini. Janganlah ribut kita”, lirihnya sambil menangis terisak.

Seketika suasana tenda tampak semakin larut dalam sedih emosional. Kehadiran Ratna di sana membuat luka keluarga korban semakin tersayat. Entah apa maksud Ratna memprovokasi keluarga korban yang ingin mendengar laporan pemerintah.

Beberapa aparat tampak sigap. Ratna diusir dari tenda.

Hari ini saya sungguh tidak menyangka ada seorang manusia mengusik kedukaan dan isak tangis air mata dengan kebencian menyala-nyala.

Rasanya teriakan Ratna Sarumpaet di tenda duka Pelabuhan Tiga Ras itu adalah umpatan paling menyedihkan yang pernah saya dengar dari mulut busuknya.

Tidak bisakah politisi semprul ini menunggu pemerintah menyampaikan laporannya, bukan malah memprovokasi keluarga korban?

“Kamu jangan mau dibayar!”, katamu penuh kebencian.

Rasanya iblis saja tidak akan mampu mengatakan kalimat itu pada seorang ibu yang baru saja kehilangan anak-anaknya.

Tapi kamu bisa Ratna…kamu sanggup…

Aahhh rasanya entahlah…koq saya kehilangan rasa belas kasihan sama perempuan ini..

Salam perjuangan penuh cinta

Birgaldo Sinaga

 

Sumber : facebook Birgaldo Sinaga

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed