by

Ragam Bahasa Tubuh Pejabat

 

Oleh: Threes Emir

Sebagai pengajar Etiket & Table Manners (kelompok khusus, karyawan maupun institusi) saya sering gemas -dan cemas- melihat beberapa pejabat kita yang bahasa tubuhnya ‘kacau’.

Sebagai pejabat publik, pasti beliau-beliau itu sering diwawancara, diminta berkomentar atas sesuatu hal atau kejadian, atau diminta berpendapat. Dan di era keterbukaan ini, tidak hanya suaranya yang kita dengar, melainkan juga mimik wajah dan bahasa tubuhnya.

Di sinilah sering kita lihat bagaimana cara pejabat yang bersangkutan menjawab pertanyaan wartawan atau mengutarakan pendapatnya. Tak jarang yang terlihat di layar kaca kita di rumah adalah: wajah kesal, berbicara tidak runtut, emosional, bahkan yang sangat ekstrim: menunjukkan wajah berang.

Mungkin para pejabat itu tidak menyadari bahwa raut wajah, gaya berbicara, bahkan cara memandang si penanya, semua terlihat dengan jelas oleh penonton TV di mana pun.

Bermuka Dua

Bila Anda pejabat publik, silahkan ikuti tips berguna ini. Yang ingin saya kemukakan adalah: mari kita bermuka dua.

Artinya walaupun Anda merasa kesal (karena pertanyaan yang memojokkan), tidak sabar (waktu Anda sempit), ingin marah (menghadapi masalah berat), namun segala macam keadaan kurang menyenangkan yang sedang Anda hadapi itu, sebaiknya Anda sembunyikan dari publik.

Dan pasanglah wajah ramah dengan senyum, mata memandang ke arah si penanya dan menjawab dengan pendek, jelas, dalam kalimat-kalimat yang runtut dan mudah dimengerti.

Tidak mudah memang, tetapi bukankah hidup ini memang penuh dengan tantangan yang harus dihadapi? Anda dapat melatihnya dengan cara paling sederhana:

1. Hitung perlahan sampai angka lima, tarik nafas, baru jawab pertanyaan yang diajukan pada Anda.

2. Pandang ke arah mata si penanya, sehingga ia nerasa perhatian Anda tertuju kepadanya.

3. Usahakan membuat wajah Anda tampak ramah, hindari bermuka cemberut.

Sikap Tubuh

Sebagai pejabat publik, Anda harus bersedia setiap saat untuk berpidato, memberi wejangan saat meresmikan sesuatu, memberikan keterangan kepada pers, menyambut atasan. Pendek kata harus siap untuk berdiri di atas panggung. Bagaimana yang terbaik?

Pertama: berjalan dengan tegak ke arah panggung. Saya sering melihat pejabat perempuan yang berjalan dengan langkah kurang tegak karena busana atau sepatu yang kurang nyaman.

Sebaliknya para pejabat pria berjalan dengan tergesa-gesa sehingga cenderung tubuhnya tampak agak membungkuk. Hal-hal semacam itu, tidak enak dipandang.

Berjalanlah dengan tegak, dalam irama teratur dan tidak terlalu cepat.

Kedua: hal-hal kecil berikutnya seperti hanya memandang ke satu arah selama mengucapkan sambutan, tidak mengarahkan pandangan ke arah mata audiens (secara bergantian dan menyeluruh), berbicara terlalu cepat tanpa jeda, dalam irama yang datar, adalah yang paling sering kita jumpai di tingkat mana pun.

Yang ingin saya katakan adalah: menjadi pejabat publik, bukan berarti Anda harus tampil “apa adanya”.

Banyak hal yang harus Anda pelajari sehingga penampilan Anda secara keseluruhan menjadi enak dipandang (dan tidak menjadi bulan-bulanan kritik), apa yang Anda utarakan mudah dimengerti, sehingga publik merasa memiliki pejabat yang “pas”. Bukan yang mengobralkan wajah marah, benci, tak sabar dan seterusnya.

Bila Anda mau berubah, mulailah dari sekarang. Nanti masyarakat akan mengerti bahwa pak menteri Anu dan ibu menteri Anu sekarang berbicaranya lebih jelas, juga lebih sering tersenyum.(kompas.com) ** (ak)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed