Ia tak lagi haus dan lapar, Yang ada hanyalah keinginan kedamaian Jiwa saat Ruhaninya menyatu bersamaNYA. Jiwa yang Ikhlas “melepas” keterikatan materinya akan mudah meraihnya. Jika itu tercapai, itulah yang dinamakan dengan SWARGA.
Sementara orang yang masih kuat keterikatan Jiwa dengan materi dan jasadnya, ia akan mengalami siksaan luar biasa. Masih merasakan lapar, haus, bahkan sakit jasadnya saat ulat tanah menggerogotinya. Karena “keterikatan” itu masih ada.
Dan orang yang tak percaya Tuhan serta kehidupan setelah kematian akan bingung menentukan jalannya. Tak mungkin ia kembali ke dunia karena raganya sudah mati. Padahal Jiwanya tetap hidup namun tak mampu “menyatu” dengan Tuhan karena terlanjur tidak mempercayaiNYA. Ia menetap dengan keadaan tersesat tak tentu arah dalam keabadian.
Inilah gambaran rangkuman tentang Kehidupan dan Kematian. Seperti sebuah keadaan terjaga dan bermimpi. Ketika masih di dunia, kita menganggap mimpi sebagai Alam Jiwa dan hanyalah sementara. Namun setelah kematian, Alam jiwa adalah keabadian dan kita seperti terjaga dari mimpi (dunia).
*Penuturan Purnama di Malam Jumat Legi
*FAZ*
Sumber : Status Facebook Fadly Abu Zayyan
Comment