by

Presiden Jokowi Memang Unik, Paten, Cerdas

Saking merasa besar, bualan FPI dan Munarman dengan 7 juta pendemo 411 dan 212 hendak dilakukan ulang pada 1812. Meski hasilnya, gagal total. Namun, perang kekuatan pro-kontra untuk membubarkan FPI menjadi titik konflik kepentingan di antara penguasa, utamanya politikus.
Namun, Jokowi bersikap tegas. Bubarkan FPI. Yang melindungi FPI dipecat. Posisi politis Mahfud MD menjadi satu kunci penting. Keputusan Jokowi tetap. Bubarkan FPI.
Beruntung Indonesia memiliki Nikia Mirzani yang mengurai kebuntuan politik. Hingga tukang obat Rizieq Shihab jatuh menjadi pesakitan, hingga semua doa buruk tersangka chat mesum itu mengenai dirinya sendiri. Hukum Allah keras terhadap munafikun MRS.
Banyak orang tak paham langkah Jokowi. Politik baginya adalah soal pengamatan. Bukan hanya tentang gebyar di lapangan. Bukan hanya tentang blusukan. Blusukan yang tidak real, seperti blusukan Anies dan Ridwan Kamil tidak akan menggetarkan jiwa rakyat.
Ada yang lebih penting: strategi memenangkan perang, bukan pertempuran. Nah, kisah penghancuran FPI yang dirancang dengan komprehensif oleh Kapolri, Panglima TNI, Menkopolhukam, dibangun dengan grand design. Di sinilah Jokowi bermain.
Strategi politik Jokowi selalu membutuhkan momentum. Tidak terburu-buru. Momentum penghancuran FPI justru diambil ketika FPI sudah nyata-nyata didukung oleh Cikeas, Cendana, dan Jusuf Kalla. Pernyataan Jusuf Kalla tentang kekosongan pemimpin, dan Jusuf Kalla akan mendatangkan Taliban ke Indonesia juga hasus disikapi.
Jokowi yang bukan militer, paham betul strategi perang yakni memahami center of gravity, yang pasti dipahami lulusan School of Advanced Military Study Fort Leavenworth. Maka Jokowi memutuskan untuk menghancurkan FPI dan MRS ketika FPI ada di titik kekuatan tertinggi, dengan para pendukung telanjang. Seluruh proxy pendukung MRS tampak di mata. Gampang menyikatnya.
Dengan demikian, penghancuran FPI menjadi paripurna. Target selanjutnya memenjarakan Anies Baswedan lewat KPK, tanpa memusingkan posisi Novel Baswedan. Kasus dugaan korupsi Pameran Buku Jerman ketika Anies Baswedan jadi Mendikbud akan dibuka.
AM Hendropriyono konsisten menghantam radikalisme, terorisme, intoleransi, meski di tengah kepungan kekuatan FPI dan kelompok oportunis yang menguasai seluruh kekuatan uang. Bukan hanya MRS, Munarman, dan FPI hancur berkeping. Akibat dibubarkannya FPI Anies Baswedan jadi kerdil, Jusuf Kalla ngumpet tidak mendukung MRS, KAMI diam.
Nah, di balik keputusan tegas Jokowi, ternyata ada dukungan politik, pernyataan, narasi, dan semangat harus dibangun. Dan, satu-satunya sosok tokoh yang memiliki kekuatan dan keberanian untuk mengritisi perilaku ugal-ugalan segelintir keturunan Arab hanyalah AM Hendropriyono. Pembuka jalan keberanian negara melawan musuh negara. Jokowi tentu bangga dengan tokoh hebat tersebut.
Sumber : Status Facebook Dody Haryanto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed