Tim pemantau klaster memonitor perkembangan binaannya dengan seksama. Anggota binaan tidak bisa asal lapor padahal tidak bekerja. Tim memastikan klaster binaannya tidak mati atau mengalihkan dukungan.
Dalam pada itu, setiap keraguan anggota terhadap konter dari kubu Jokowi tentang berita bohong dan remeh-temeh yang dilakukan tim media Prabowo, diluruskan dan dicari pembenarannya. Mereka akan menjawab keraguan itu bahwa rejim Jokowi adalah pembohong dan penindas Islam. Dua julukan ini dipakai tergantung jenis pertanyaan dan keraguan..
Karena klaster binaan rata-rata anggotanya saling kenal bahkan ada talian keluarga, persepsi yang ditanamkan pasukan tim pembina klaster biasanya seragam. Yakni, Presiden harus ganti. Dan mereka sepakat.
Tim pembina akan memilih anggota klaster yang paling militan untuk dijadikan pion menambah jumlah pendukung prabowo.
Syaratnya, tidak penakut, punya bakat mempengaruhi dan blak-blakan. Mereka inilah yang ditugaskan menebarkan kampanye negatif untuk Jokowi. Keberhasilan mereka terlihat dari bertambahnya jumlah anggota dalam klaster. Jika terlalu besar, dibentuk klaster-klaster baru. Tim pusat akan mengirimkan orang-orang yang sudah berpengalaman dan profilnya cocok dengan klaster baru tadi.
Dan seterusnya dan seterusnya hingga tercipta basis massa yang tidak hanya riel tapi bisa dihitung jumlahnya dengan tepat dengan margin kesalahan yang kecil.
Perkembangan klaster-klaster pendukung Prabowo ini semakin besar dan luas, tanpa banyak terdeteksi. Mengapa? Karena dikalangan masyarakat bawah adalah biasa menerima imbalan untuk suara mereka. Yang melihat juga merasa hal itu wajar saja.
Sementara tim Jokowi jika melihat aksi ini bisa jadi keluar keringat dingin dan wajah langsung pucat pasi.
Jadi jangan heran jika di saatnya nanti, tanpa perubahan teknik penggalangan massa yang lebih efektif dari kubu Jokowi, perolehan suara Prabowo justru mengungguli Jokowi.
Secara tiba-tiba..
Mengejutkan…
Dan menakutkan..
Seperti ketemu Genderuwo..
**) dicuplik dari percakapan dengan pakar tim pemenangan pilkada di satu daerah yang kepala daerahnya menang secara mengejutkan padahal banyak pihak yang memprediksi dia kalah. Yang bersangkutan mengatakan tim Prabowo mungkin menggunakan teknik ini. Perlu klarikasi dari tim Prabowo untuk mendeteksi kebenaran pengerahan tim yang anggotanya sudah sangat berpengalaman dan ahli dalam mengumpulkan massa.
Sumber : Status Facebook Budi Setiawan
Comment