by

PKI Lahir dari Rahim Syarikat Islam

Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dalam Naar Aanleiding van de Relletjes, menulis, “Tirto gaf de leiding over aan H. Samanhoedi van Solo. (Tirto menyerahkan kepemimpinan (SI–red) ke H. Samanhudi dari Solo.”

Lima tahun lamanya Haji Samanhudi memegang tampuk kepemimpinan SI, “kemudian tersingkir sama sekali oleh Tjokroaminoto setelah ia membuat Central SI tandingan,” tulis Pramudya Ananta Toer dalam Sang Pemula.

Tjokroaminoto kakek buyut penyanyi Maia Estianty. Di bawah kepemimpinannya, SI meluas. Dia tokoh legendaris SI.

SI Merah

Kongres SI V diadakan di Yogyakarta, 2 hingga 6 Maret (versi Semaoen 1921 dan versi Lembaga Sejarah PKI 1920. Keduanya menggunakan tanggal yang sama. Hanya beda tahun).

Dalam kongres itu, dua kader terkemuka SI, Semaoen dan Haji Agus Salim menyusun dasar baru organisasi. Disimpulkan bahwa kapitalisme-lah pangkal bala penjajahan di lapangan kebangsaan dan perekonomian. Dan ini harus dilawan.

Mengusung semangat yang sebetulnya sama, sama-sama melawan kapitalisme, Semaoen, Komisaris SI Daerah Jawa Tengah yang berkedudukan di Semarang, mendirikan dan terpilih menjadi ketua PKI pada 23 Mei 1920. (baca: 50 Tahun Peristiwa G30S 1965, Apa Itu PKI? bagian 1)

Ini membuat Abdul Muis, tokoh SI Bandung berang. Dia menyoal masalah rangkap keanggotaan. Maka pada Kongres SI VI, 10 Oktober 1921 di Surabaya, setelah melampui perdebatan sengit, diputuskan anggota SI yang komunis dan pro komunis keluar dari SI.

Kubu komunis tidak begitu saja menyerah. Mereka membentuk SI Merah dan mempengaruhi kongres SI 1923 di Madiun. Ratusan bendera merah bergambar palu arit bergantungan di dinding dan di meja podium.

“Kongres ini berjalan dalam suasana ribut dan kacau, di mana podium digulingkan,” tulis Busjarie Latif dalam Manuskrip Sejarah PKI (1920-1965).

Kongres ini betul-betul memisahkan PKI dan SI. Diputuskan mengubah SI menjadi Partai Sarikat Islam Hindia Timur, kemudian hari berubah lagi jadi Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII).

Dalam perkembangan lain, berdiri pula Sarekat Rakyat yang dipimpin Aliarcham di Semarang. Organ ini cepat sekali berkembang dan meluas.

Maret 1923 PKI dan SR menggelar konferensi di Sukabumi. Dua hal yang diputuskan, pertama, di mana terdapat cabang SI Merah di sana harus didirikan PKI dan kedua, SI Merah diubah dan digabungkan kepada Sarekat Rakyat.

Paska itu, menurut Busjarie, sekira 30 hingga 35 ribu anggota SI masuk PKI. (wow/jpnn)

Sumber : Status Facebook Mul Setiyawan

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed