by

Pilpres Dan Kecintaan Terhadap Negeri

“Prabowo pun kalau diberi kesempatan pasti bisa melakukan hal itu”, bela sahabatku.

“Prabowo sudah banyak mempunyai peluang dan kesempatan emas sejak puluhan tahun yang lalu. Lalu apa yang telah dilakukan ? Dengan ambisi yang over dosis dia malah telah menyalahgunakan kewenangannya untuk melakukan hal-hal yang memalukan bangsa ini. Kasus penculikan aktivis 1997/1998 adalah jejak sejarah hitam yang tidak akan pernah bisa dilupakan dan termaafkan oleh bangsa ini. Jadi jangan pernah bilang dia tidak pernah punya kesempatan”, ujarku berapi-api.

“Jadi minta maaf, saya tidak akan pernah rela negeri ini akan dikuasai oleh orang yang mempunyai sejarah penuh lumuran darah. Apalagi saat ini terlalu banyak kelompok radikal yang berdiri membonceng kendaraan Prabowo. Saya yakin akan nasionalisme seorang Prabowo, tapi saya menyesalkan mengapa dia begitu pragmatis mengijinkan kendaraannya ditumpangi oleh gerombolan orang yang berpotensi merusak kebhinekaan Indonesia”, jelas saya dengan tenang.

“So, Anda sekarang paham kan mengapa saya begitu ‘die-hard’ mendukung Jokowi ? Karena saya begitu mencintai Indonesia”, saya menutup diskusi dan beranjak pulang.

“Jadi karena saya mendukung Prabowo, berarti saya tidak mencintai Indonesia ?” tanya dia penasaran.

“Jawabannya ada di hati nuranimu sendiri. Karena bisa saja kamu berbohong dengan saya, tapi saya yakin orang waras tidak akan bisa membohongi nuraninya sendiri”, jawab saya.

“Kamu masih waras kan ?”, tanya saya.
Dia terdiam. Tapi saya tahu, dia mulai ragu terhadap pilihannya.

Salam SATU Indonesia,
Sumber : Status Facebook Rudi S Kamri

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed