by

Pilihlah Ulama Yang Lurus, Yang Tidak Bermain-main Dengan Ayat Suci Al Qur’an

“Kita masuk pd jaman dimana fitnah dianggap sbg kebenaran, dan agama dijadikan alat utk memecah belah ummat”, Keluhnya dgn nada sedih. Lihatlah ulah org-orang yg mengaku ulama, tambahnya. Saya lalu bertanya, “Menurutmu ulama manakah yg harus diikuti?” Dia melihatku sambil tertawa, “saya bukan org yg layak dimintai rujukan,” katanya. Jawab sj, menurut ilmu yg kau baca dikitab2 itu.

Ini jawabnya “Ulama itu, istiqomah dlm aqidah, ibadah, akhlak, dan dakwahnya, serta hanya takut pd Allah. Lembut tutur katanya, bicaranya hikmah yang mengajak hijrah menuju Allah, tegas menyampaikan yang haq, tampak sekali kerendahan hatinya, wajahnya murah senyum bercahaya, dan ikhlas dlm berdakwah”

Saya tersenyum, dan hendak berbicara tapi langsung dipotongnya, “Jangan menyebut ini itu, cukup dipikirkan, dipahami dan dimengerti. Sifat2 itu merujuk kemana, dan siapa yg tdk sesuai”

Setelah itu, kami ngobrol ttg keluarga dan pekerjaan masing-masing. percakapan ditimpali sesekali oleh istrinya yg lembut, berhijab dan bercadar. Pd kesempatan itu, saya meminta ijin utk menuliskan percakapan kami. Lama ia berpikir sblm akhirnya mengijinkan dgn syarat nggak nyebut nama, dan t4 tinggal. “Saya nggak mau terkenal” katanya sambil tertawa.

Sebelum berpisah, ia sempat berpesan, “pilihlah ulama yg lurus, yg tdk bermain-main dgn ayat suci Al Qur’an, seorang mukmin. Sebab tidak semua yg mengaku ulama itu mukmin. Mungkin dia muslim tp belum tentu mukmin. Seorg mukmin hanya takut pd Allah, semua perbuatannya hanya karena Allah SWT.

Pengen rasanya bilang berarti bukan yg ceramah bercampur sumpah serapah taek, jancuk, dll. Atau habib yg berteriak bilang anjing, pancasila pantat, babi dll.

Sumber : facebook Jumrana Sukisman

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed