by

Pilih Prabowo Demi Islam?

Jika ideologi mereka itu memang benar perintah Allah dg bukti2 (dalil) yg sah dari Allah, saya tidak akan merasa terpanggil untuk terjun larut di dalamnya, pasang badan berjihad. Seperti yg pernah saya jalani selama 18 thun ketika saya masih terbelenggu dg pemahaman sesat yg ekstrim dan radikal itu. Siksaan dan penjara pun sudah saya alami dg tidak membuat saya kapok dan mundur di masa itu. Apalagi cuma sekedar pilpres melawan kubu Jokowi sekarang ini.

Tapi saya sudah paham benar bahwa semua itu kepalsuan, sebagaimana Al A’rof :28 dan Yusuf : 40 tsb di atas. Saya sudah mengenal PKS sejak masa embrionya pada awal dekade 80an. Gerakan Ikhwanul Muslimin dg modus kelompok2 “‘usroh” membentuk halaqoh2 tarbiyah, disusul munculnya gerakan2 wahabi/salafi yg ektrim dan radikal. Kemudian pasca lengsernya Suharto mereka membentuk diri jadi partai politik, PKS.

PKS dkk itu lebih berbahaya dari DI/TII/NII. Mengapa..?

Karena orang2 NII hanya mendambakan institusi politik yg (mereka anggap) berstatus “NEGARA” untuk mewadahi kemusliman mereka, yg mereka yakini sebagai syarat keabsahan bagi kemusliman mereka itu, dan mereka yakin telah mendapatkan dan menjalaninya. Tapi mereka hidup dalam kandungan NKRI dan tidak mengganggu kehidupan bangsa, baik pada aspek tatanan struktural, sosio kultural maupun keagamaan. Dan karena NII tidak punya WILAYAH KEDAULATAN maka dlm kehidupan bermasyarakat mereka berstatus WNI dan menggunakan KTP, bukan menggunakan “PASPOR NII”, maka merekapun tunduk pada hukum dan perundang2an NKRI.

Sedangkan PKS dan kelompok2 puritanis wahabi lainnya, secara massif dan terstruktur mereka melakukan invasi pada semua bidang kehidupan bangsa dan negara. Sejak sistem dan tatanan kenegaraan yg ingin mereka ubah jadi semacam ISIS, yg untuk itu sudah pasti akan menimbulkan kegaduhan, kekacauan, bahkan mungkin derita “perang saudara” yg berujung KEHANCURAN, sampai pada kehidupan sosio kultural (budaya dan adat istiadat). Mereka terus menggerus sendi2 sosial budaya bangsa yg selama ini tumbuh kembang alamiyah selaras FITHRAH dan SUNNATULLAH, mereka giring ke arah budaya (kultural) Arab kuno yg mereka sebut dan propagandakan sebagai budaya “syar’i” (“Islami”), padahal semua itu hanya KEPALSUAN, KEBODOHAN dan PEMBODOHAN.

Pada dasarnya sebagai orang Mukmin kita harus siap dan sabar menghadapi dan menjalani kehidupan macam apapun jika memang itu merupakan tuntutan/arahan petunjuk dari Allah. Akan tetapi inti masalahnya bukan enggan pada kehidupan yg tidak menyenangkan, bukan pula berdasar anggapan bahwa “syari’at Islam” itu tidak cocok untuk bangsa Indonesia yg pluralis multi etnis, melainkan karena semua yg mereka propagandakan sebagai “Islam” dan “syari’ah” dengan slogan “amar makruf nahi munkar” itu tak lebih dari KEPALSUAN (“MUKADZDZIBIIN”). “Islam” yg mereka propagandakan itu hanya menurut pemahaman sesat segolongan tertentu, tak satu butirpun dari semuanya yg bisa mereka buktikan bahwa itu dari Allah. Semua berakhir (mentok) pada “apa yg kami warisi dari nenek moyang” (مَااَلْفَيْنَاعَلَيْهِ اٰبَاءَنَا).

Mengusung kepalsuan (produk palsu) pasti akan mendulang MURKA dan LAKNAT Allah, Pemilik produk (brand) sejatinya Dienul Islam… Inilah yg semua orang Mukmin harus merasa takut. Bukan takut kepada siapapun selain Allah, atau takut menjalani bentuk kehidupan tertentu.

Yg sejatinya ISLAM dari Allah (DIENULLAH) itu SEMPURNA, tidak mengenal kata “tidak cocok” untuk kehidupan manusia kapanpun dimanapun, dg tatanan/struktur sosial politik yg bagaimanapun. Karena semua elemen kehidupan manusia itu bertumbuh kembang secara alamiyah (FITHRAH MANUSIA), tidak ada yg lepas dari bingkai QADAR dan SUNNATULLAH. Sedangkan Dienul Islam itu sendiri Allah menyebutnya sebagai : ….. فِطۡرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيۡهَاۚ…. (suatu fitrah Allah dimana Dia telah menciptakan manusia menurut fitrah tsb . [Ar Rum : 30]), maka tidak ada satupun elemen Dienul Islam yg pengaplikasiannya harus DIPAKSAKAN. Inilah esensi dari : لَآ إِكۡرَاهَ فِي ٱلدِّينِۖ (Tidak ada pemaksaan dlm Dienullah). Tidak ada yg perlu dipaksakan, karena segalanya selaras dg fithrah manusia.

Allah itu Maha Sempurna, Maha Berilmu, Maha Canggih, Maha Pencipta, yg tak akan pernal gagal dalam penciptaan apapun dan tak akan gagal mewujudkan segala kehendak dan agendaNya. Jangan pernah berpikir bahwa kehidupan manusia yg tercipta ini tidak sesuai dg “desain” (fithrah) yg Allah tetapkan. Adakah kekuatan yg melebihi Tuhan sehingga sanggup menggagalkan agendaNya…?

Maka oleh sebab itu, ideologi hitam yg diusung PKS, HTI dan kelompok2 puritanis wahabi lainnya, tak lebih dari merecoki, mengganggu dan merusak agenda Allah (yg Allah sebut “mufsiduun”) yg tak juga mau mendengan dan menyadarinya disebabkan gelap hitam yg menyelimuti.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ قَالُوٓاْ إِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُونَ * أَلَآ إِنَّهُمۡ هُمُ ٱلۡمُفۡسِدُونَ وَلَٰكِن لَّا يَشۡعُرُونَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.”
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah pembuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari. (Al Baqarah : 11,12)

Cermat dan waspadalah selalu untuk tidak terseret pada kegelapan hitam yg tanpa sadar mendulang murka dan laknat Allah..

…. رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنٗا وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ
….“Tuhan, jadikanlah negeri ini aman sentosa, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala…

Sumber : Status Facebook Uju Zubaedi

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed