by

Peta Konflik Pemikiran Menjelang Pilpres 2019

Ada konflik pemikiran global yang belum pernah dituntaskan, yakni pemikiran modernis vs konservatif itu. Atau bila dipertajam lagi menjadi konflik pemikiran moderat vs radikalis. Banyak orang yang tidak sadar bahwa pilihan politiknya selama ini lebih dipengaruhi oleh latar belakang pemikirannya yang berada di posisi kedua hal itu (modernis atau konservatif) hingga ia menjadi moderat atau radikal. Sayangnya dari dahulu hingga detik ini masing-masing orang selalu menganggap bahwa dirinya bukan termasuk yang konservatif melainkan yang moderat. Hal ini terjadi memang karena adanya pergeseran pemahaman antara modernis dan konservatif.

Di zaman dahulu orang kerap menyamakan modernis itu adalah bentuk dari sikap dan pemikiran yang “ngota”, kosmopolit dan maju. Sedangkan konservatif dipersepsikan dengan sikap dan pemikiran yang ” ndeso”, jumud, kuno dan terbelakang. Kaum modernis dahulu sering mengejek kaum konservatif sebagai kaum yang kolot, ortodoks, sedangkan kaum konservatif sering mengejek kaum modernis sebagai orang yang sok ke barat-baratan karena terpengaruh Westernisasi. Seiring perkembangan zaman persepsi dua pemikiran itu berubah, modernis di zaman now adalah bentuk atau corak pemikiran yang mengikuti perkembangan zaman dimana rasio menjadi tolak ukurnya, sedangkan konservatif di zaman now diartikan dengan corak pemikiran yang mempertahankan “kebenaran” yang sudah ajeg, baku, atau atatus quo, tanpa mempedulikan hal itu rasional atau tidak. Yang modernis memperhatikan teks dan konteks, yang konservatif lebih menekankan teksnya saja. Inilah sumber dari silang sengketa pemikiran politik dan beragama menjelang Pilpres 2019 itu…(SHE).

Sumber : Status Facebook Saiful Huda Ems

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed