by

Pertama Kali, Gubernur Nekad Sela Misa Natal

BAGAIMANA DENGAN ANIES ?
Orang ini beda. 
Sok bergaya tapi tak paham etika. 
Bagaimana mungkin seorang Gubernur, mantan Menteri, mantan Rektor, bergelar S3, tanpa sungkan MENYELA ibadah misa natal yang sedang berlangsung di gereja Katedral Jakarta, 24 Desember 2017 ??

Saya hampir tidak percaya dengan kelakuan tidak paham adab dan etika seorang penyelenggara negara seperti Anies. Saya juga tidak paham betapa tololnya perangkat protokoler sang gubernur yang tidak mau mengingatkan hal ini. Apakah mereka sudah terpapar virus kebodohan berjamaah? 
Saya tidak tahu….

Prosesi misa natal di dalam gereja katholik yang saya tahu adalah ritual yang sangat sakral, penuh doa khusyuk dan rangkaian ibadat yang alurnya begitu khitmat.

Dan yang pasti “PENYELAAN” ini sangat mengganggu kekhusukan doa dan mengganggu rangkaian acara.

Kekhusukan doa kepada Tuhan disela hanya karena sang gubernur mau mengucapkan selamat natal….hadeeh Memalukan !!!
Kenapa tidak mau menunggu sampai prosesi ibadah selesai, mas bro ?

Bodoh itu manusiawi. Tapi orang arogan yang penuh pencitraan berbuat bodoh itu terlihat NORAK dan MEMALUKAN.

Jujur sebagai orang Islam saya malu dengan kelakuan bodoh seperti ini. Untung saja saudara-saudaraku umat Kristiani khususnya Katholik BUKAN anggota Kaum Koplak Bumi Datar yang bersumbu pendek. Jadi mereka sangat cool dan tidak marah yang diumbar lewat medsos atau demo Aksi Bela Agama kayak kaum bani micin itu. Mereka menyadari kesucian Natal terlalu agung untuk dikotori oleh kelakuan norak seorang gubernur magang.

BUAT BUNG ANIES,
Tolong hentikan pamer kebodohan.
Kebodohan yang konyol tidak cukup ditutup dengan kata MAAF !!!

Ahok pernah merasa bersalah dan minta maaf tetap saja di demo besar-besaran dan dihukum penjara.
Kalau hukum di negeri ini fair seharusnya anda juga dihukum. Karena menurut saya yang anda lakukan di katedral saat malam natal itu lebih fatal dan lebih memalukan.
Gak malu anda sama Ahok, bro ?

Menjadi pemimpin yang beragama Islam dan mayoritas itu seharusnya bersikap lebih arif dan bijak serta belajar mengayomi dengan CARA YANG BENAR.
Bukan dengan cara menabrak etika kepatutan dan terkesan seenaknya.

Kalian berdua (Gub dan wagub) saya sarankan belajar kepribadian dan etika pada ahlinya, deh !!!

Pelajaran tata krama atau etika yang paling tepat itu seharusnya berasal dari Ibunda.
Tapi untuk kasus ini saya agak menyangsikan, karena ibunya jago pelatihan etikapun ternyata anaknya masih ikut cengengesan gak merasa bersalah berdiri di belakang sang gubernur.
(Lihat foto)

Duuuh….

Maafkan kami Romo

Sumber : Status Facebook Rudi S Kamri

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed