Sumber : Sahir Nopi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akhirnya berpamitan pada masyarakat Jawa Tengah. Acara pamitan itu dikerubuti ribuan massa yang seolah-olah kehilangan. Tidak sedikit yang menitikkan air mata. Bahkan berulang kali pria suami Atiqah menyeka lelehan air disudut matanya. Betapa beliau bukan sekedar gubernur, namun juga orang tua yang bisa mengayomi warganya. Tentu tak semua orang puas dengan kerjanya. Pak Ganjar tak lupa meminta maaf bila selama memimpin jawa tengah ada salah. Tapi kita belajar, pemimpin yang baik selalu dicintai publik.
Dan iringan massa itu bukan hanya karena pak Ganjar berpindah ke Jakarta, untuk berjuang ke jenjang lebih tinggi. Namun ikatan yang selama ini sudah terjalin terlihat begitu melekat. Dia tidak hanya berpidato, berdiri dipanggung. Namun rela turun panggung dan menyalami sebagian kecil masyarakat yang dilewatinya. Akhirnya, kita menemukan siapa sosok pengganti presiden yang pas. Dalam kata perpisahan yang diucapkan, tidak ada kalimat yang jumawa, tidak ada kata kesombongan, namun kerendahan hati nan bertepi.
Dalam beberapa sisi, sebagai politisi murni jelas cara Ganjar merengkuh hati rakyat lebih pas. Sorot matanya sama sekali tidak menutupi sesuatu. Kalimat yang diuraikan juga terasa benar keluar dari lubuk hatinya terdalam. Kita tidak menemukan sosok pejabat, sosok petinggi, sosok orang yang berjarak. Intonasi dan nadanya mengalun dengan teduh. Kita merasa bukan orang lain bagi dirinya. Tak salah jika banyak rakyat yang merasa kehilangan.
Tidak mudah memimpin bagi warga 35 kabupaten kota, namun beliau selalu berusaha menjadi yang terbaik. Kita tidak menemukan satu kata pun yang berbau kampanye, berbau minta dukungan, bahkan dimanfaatkan untuk kampanye. Ganjar murni berpamitan, minta undur diri, dan melepas segala cinta yang selama ini sudah diberikan. 10 tahun rasanya baru sekejap mata. Dan kalimat penutupnya benar-benar menyentuh. Dia ingin dianggap sedulur, saudara, apapun kondisinya.
Terima kasih pak Ganjar, doa terbaik kami untuk njenengan sekeluarga
Comment