by

“Penggal Kepala….!!!!” Budaya Mana?

Lalu kita mengadopsi terminologi ini dengan serampangan. Mungkin karena berasal dari Timur Tengah jadi dikiranya menjadi teriakan suci lagi diberkahi.

Dan, teriakan “penggal” sebenarnya kalau ditelusuri tidak berasal dari lisan anak-anak muda dan para emak-emak. Mereka hanya korban provokasi dari panggung-panggung serta mimbar suci yang menyerukan istilah ini berulang-ulang dengan dibumbui klaim suci pula.

Bisa jadi mereka bukan bagian atau simpatisan dari para pemberontak di Timur Tengah. Namun, jelaslah polusi itu sudah masuk ke Nusantara.

Sebagian dari anak muda dan emak-emak sudah terdampak. Tugas kita bergandengan tangan bersih-bersih dari polusi tersebut, supaya tidak terlanjur menjadi penyakit stadium akhir, yang membentuk pola pikir bahwa terminologi “penggal” adalah sebuah kelaziman untuk dipakai, bahkan dipraktekkan.

Pemerintah beserta para pendidik, juga para pecinta NKRI harus siap sedia turun gunung. 
Waspadalah sebelum terlambat.

Sumber : Status Facebook Shuniyya Ruhama 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed