by

Pemimpin Perang di Garis Depan

Karena itu pandemi ini dinyatakan sebagai perang. Dan perang butuh senjata, yaitu vaksin sebagai baju jirah. Ketika warga divaksin, maka kepercayaan dan keberanian kembali bekerja akan pulih. Ekonomi akan normal kembali. Orang2 bisa aktivitas kembali. Dan negara selamat dari kehancuran..
Dan sebagai Presiden, Panglima tertinggi, Jokowi memimpin paling depan. Memakai baju perang pertama dengan segala resikonya. Memompa semangat dengan bahasa, “Hei, rakyat Indonesia, bangkitlah. Jangan mau kalah dengan pandemi, kita perangi bersama ketakutan..”
Dia gak sibuk konpers. Gak repot dengan retorika di media sosial. Langsung duduk, disuntik dan disiarkan ke seluruh negeri. Action speaks louder than words. Dia bertindak, bukan meracau.
Itulah sejatinya pemimpin. Dia ada di depan, bukan main perintah dari belakang. Gak perduli dengan sindiran2 sinis banyak orang. Buat Jokowi, pemimpin yang baik adalah yang menginspirasi.
Kalau Panglima tertinggi sudah turun lapangan, saya yakin, ke depan negeri ini akan maju karena kita punya tauladan. Kita butuh orang yang menggerakkan, bukan penghianat yang sibuk tebar ketakutan. Karena negeri ini harus bergerak, kalau tidak hancur dalam kegelapan.
Ayo, pak Jokowi.. Pimpin kami dalam perang melawan pandemi ini. Saya nunggu giliran dipanggil, sambil seruput secangkir kopi. Saya siap jika negara dibutuhkan..
Kata arek Suroboyo, “Wani, thok !!” Kalau bukan kita yang berani, harus siapa lagi ?
Semoga apa yang kita lakukan disampaikan pak SBY kepada Tuhan. Gimana, pak SBY ? Apa Tuhan sudah mulai suka ?
Seruputtt…
Denny Siregar
 
(Sumber: Facebook Denny Siregar)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed