by

Peluncuran ‘Kulkas Raksasa’ di Yogyakarta untuk Pendukung Produksi Kelautan dan Perikanan

REDAKSIINDONESIA-Kementerian Koordinator Kemaritiman meluncurkan proyek percontohan cool storage atau ‘kulkas raksasa’ untuk produk perikanan di Yogyakarta. Program ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo mengenai kebijakan pembangunan kelautan.

Kemenko Kemaritiman pada tahun 2016 mendukung penuh langkah Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang memiliki kegiatan prioritas berupa pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) pendukung produksi kelautan dan perikanan. Salah satu mekanisme penggunaan dananya dilakukan melalui Dana Tugas Perbantuan (TP) dari KKP ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota.

Ada 6 jenis sarpras yang akan dibangun tersebut di tersebar di 86 Kabupaten/Kota dan 25 Provinsi yaitu: (1) Integrated Cold Storage (Skala Besar dan Skala Kecil): 29 unit, (2) Single Cold Storage: 29 unit, (3) Ice Flake Machine Skala Besar: 23 unit, (4) Gudang Rumput Laut: 7 unit, (5) Pabrik Rumput Laut:10 unit, (6) Pabrik Tepung Ikan: 3 unit.

Dari 6 jenis sarpras tersebut, terdapat 1 jenis sarpras yang merupakan proyek strategis nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yaitu Integrated Cold Storage atau kulkas untuk produk perikanan di Yogyakarta.

“Nelayan itu senjatanya ada dua, ada cold storage dan es, keduanya itu bisa tidak ada tanpa terpenuhinya daya listrik. Untuk itu, kita bekerja sama dengan PLN untuk penyediaan listrik di Yogyakarta. Saat ini berapa banyak cold storage yang kita punya? Ini yang harus kita pikirkan dan direalisasikan,” tutur Agung Kuswandono, Deputi Koordinasi Bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/6/2016).

Khusus untuk Regional Jawa Bagian Tengah (Jawa Barat, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta), sarpras pendukung produksi kelautan dan perikanan akan di bangun di 10 Kabupaten/Kota meliputi Single Cold Storage sebanyak 9 unit yaitu di Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kota Pekalongan, Kabupaten Demak dan Kota Yogyakarta, serta Pabrik Rumput Laut sebanyak 1 unit yaitu di Kabupaten Karawang.

Guna memastikan sarpras pendukung produksi kelautan dan perikanan yang akan dibangun pada tahun 2016 ini dapat terealisasi dan berfungsi sebagaimana mestinya, Kemenko Kemaritiman akan mengkoordinasikan sejak persiapan sampai terbangunnya sarpras tersebut serta akan terus dimonitor pelaksanaannya sampai dengan beroperasinya sarpras tersebut.

Permasalahan yang kerap muncul pada pembangunan sarpras pendukung produksi kelautan dan perikanan adalah pemenuhan pasokan daya listriknya yang tidak memadai. Alhasil, Kemenko Kemaritiman akan koordinasikan dengan pihak-pihak terkait terutama PT PLN (Persero) yang selama ini memasok kebutuhan listrik nasional.

Mengingat pengadaan sarpras pendukung produksi kelautan dan perikanan akan terus diadakan sampai dengan tahun 2019, maka diharapkan pada tahun mendatang KKP menyampaikan perencanaan kebutuhan pasokan listriknya kepada PLN setahun sebelumnya sebagaimana yang pernah disampaikan oleh pihak PLN.

“PLN pada rapat koordinasi tingkat pusat beberapa minggu yang lalu di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman,” tambahnya.

Untuk mengetahui sejauh mana persiapan DIY sebagai objek percontohan di wilayah Jawa bagian tengah, maka dilakukan peninjauan lapangan ke lokasi rencana pembangunan Single Cold Storage di Kelurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta pada hari Kamis (23/6). Peninjauan ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung rencana lokasi pembangunannya, sehingga memudahkan langkah-langkah penyelesaiannya apabila terdapat kendala khususnya terkait pemenuhan pasokan daya listriknya.

“Peran semua pihak khususnya Pemerintah Daerah sangat penting guna keberlanjutan sarpras pendukung produksi kelautan dan perikanan terutama terkait dukungan APBD-nya setiap tahun sampai dengan benar-benar mandiri dari pengelola sarana prasarana tersebut,” jelasnya.

Sementara itu, Gatot Saptadi, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda DIY menambahkan bahwa Yogyakarta menjadi contoh single cold storage dengan kapasitas 3 ton, untuk itu pemerintah daerah harus memberikan kerja sama yang baik agar ini bisa direalisasikan.

“Ini merupakan implementasi ‘among tani dagang layar’, di mana nantinya kelompok tani di setiap kabupaten akan menjadi operatornya. Lokasi sarana dan prasarana tersebut akan membuat kebutuhan nelayan di kota Yogyakarta akan terpenuhi dan bisa menjangkau wilayah Pacitan. Yogyakarta menjadi percontohan untuk Jawa di bagian tengah,” ucap Gatot.(detik.com) ** (ak)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed