by

Pecah Kongsi Kubu #02

Keadaan yang berlarut larut ini menimbulkan krisis politik di DKI. Karena tidak bisa jabatan Gubernur wagub berbulan kosong. Banyak keputusan politik Pemrof DKI tidak legitimate tanpa adanya Wagub. Padahal PKS telah mengikuti semua keinginan dari Gerindra. Apapun yang diminta Gerindra, disetujui oleh PKS. Minta agar ada fit and proper test atas Calon Wagub, PKS setuju. Hasilnya entah bagaimana Gerindra bilang, calon itu tidak lulus test. Ini benar benar mempermalukan PKS secara politik. Sesuai UU maka DPRD DKI harus bersikap menentukan Wagub. Hak partai pengusung menentukan Wagub tidak bisa lagi digunakan. Mereka sudah diberi kesempatan menggunakan haknya tetapi tidak mereka gunakan. Malah diantara mereka tidak saling percaya. 

Langkah selanjutnya, yakni anggota dewan harus membentuk pansus dan panlih. Pansus bakal memilih anggota panlih. Sementara panlih merumuskan tata tertib (tatib) dan waktu kerja alias timeline pemilihan wagub. Pemilihan wagub DKI menggunakan sistem voting harus dilangsungkan dalam rapat paripurna. Rapat baru bisa dimulai jika dua per tiga dari 106 anggota dewan hadir alias kuorum. Wagub terpilih memperoleh suara sah 50+1. Keadaan ini sebenarnya tidak terbayangkan oleh Gerindra. Mereka pikir bisa permainkan PKS. Mereka lupa bahwa ini politik. Lobi PKS kepada kepada kubu 01 tidak bisa dihindari. Bagi PKS ini jauh lebih menguntungkan daripada melobi Gerindra yang tidak punya niat baik. Tidak punya komitmen kepada teman sendiri. Itu sudah cukup alasan bagi PKS untuk melirik kubu 01.

Nah selanjutnya penentu Wagub DKI adalah Koalisi 01. PKS harus memastikan kubu 01 happy agar menang dalam voting. Tentu itu tidak gratis. Apalagi keputusan tatacara pemilihan Wagub DKI ditentukan sebelum Pemilu 2019. Tentu ada harga yang harus dibayar PKS untuk dapatkan korsi DKI-2. Keliatannya secara politik antara PKS dengan Gerindra udah pecah kongsi. Samahalnya dengan PD yang kecewa dengan Gerindra soal janji jatah menteri. Kini teman Gerindra adalah PAN namun secara tidak langsung Muhammadiah lebih condong memilih Jokowi-Ma’ruf. Lantas siapa teman yang masih militan mendukung BOSAN? ya kelompok 212 dan HTI, FUI, FPI. Mereka bukan percaya kepada Prabowo tetapi ingin menghabisi Jokowi. Nah andai prabowo menang, mereka sendiri yang akan menghabisi Prabowo atau prabowo yang habisi mereka. Kemenangan 02 menyirakan hal yang suram dan mengerikan…

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed