by

Patung Bambu Yang Amis

Jembatan itu, merupakan proyek pengenalan bambu, dari Arsitek Swadaya dan Fasilitasi (ASF-ID), sebagai bahan yang layak untuk infrastruktur publik. Telah diuji di laboratorium teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, proyek itu didisain Andrea Fitrianto dari Arsitek Indonesia Tanpa Batas. Dikerjakan secara gotong royong warga Ketandan dan para relawan, dan mendatangkan tukang ahli bambu dari Yogyakarta.

Arsitektur bambu selaras dengan pembangunan berkelanjutan PBB. Proyek jembatan bambu Kali Pepe dicover berbagai media internasional Asia dan Eropa, Menjadi ikon baru kota Solo, menawarkan revitalisasi kehidupan sungai di kota bersejarah, dan merupakan proyek pertama di Indonesia.

Makbedundug, hari-hari ini kita mendengar kabar, patung bambu Getah Getih yang dipajang di ruang terbuka Bundaran HI, dibongkar karena kondisinya mulai rapuh. Kita mendengar, seniman kreatornya menyatakan; material bambu memang tidak tahan lama. Juga disalahkan pula polusi Jakarta yang buruk. Sementara Gubernur DKI Jakarta, yang menggagas patung, soal polusi itu yang salah adalah banyaknya kendaraan bermotor.

Lhah, sudah tahu begitu, kenapa dipajang di ruang terbuka? Kenapa menyalahkan cuaca atau udara, jika tahu daya tahan bambu tidak awet? Siapa yang dungu, jika kita mengingat teknologi tradisional pengawetan bambu nenek moyang, dan membandingkannya dengan jembatan bambu di Kali Pepe itu?

Belum lagi jika kita ngomong soal anggaran patung bambu yang Rp 550 juta. Sementara, dikerjakan gotong royong Jembatan Kali Pepe tak lebih dari separoh anggaran patung bambu Getah Getih. Mau berdalih karya seni tak ternilai harganya? Itu urusan kata-kata atau narasi para pendekarnya.

Yang jelas, jika gubernurnya menyatakan bambu boleh bengkok, tapi niatnya lurus, siapa percaya? Apalagi jika dibanding karya seni lainnya, seni anggaran misalnya. Anggaran pembasmian hama tikus di rumah dinas Gubernur DKI dan Balaikota Jakarta, menghabiskan Rp 280 juta.

Bambu sebagai karya seni, bisa berbau amis. Karena treatmentnya hanya berupa kata-kata, yang mungkin bisa ditanyakan pada Bambang Widjojanto, anggota TGUPP DKI Jakarta Divisi Pemberantasan Korupsi. Barangkali beliau sudah masuk kerja, setelah kemarin cuti, menjadi pembela hukum Prabowo yang kalah Pilpres 2019. | @sunardian

Sumber : Status Facebook Sunardian Wirodono

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed