by

Pasca Putusan MK, What’s The Next?

Mereka juga menuduh KPU tidak netral. Tapi dalam kenyataannya tidak ada bukti yang sahih bahwa perangkat KPU mendukung salah satu Paslon. Bahkan ada beberapa indikasi temuan justru mengarah pada kecurangan yang dilakukan oleh kubu 02. 

Saya melihat justru kubu Prabowo semakin hari malah terlihat mulai ditinggalkan kawan-kawan koalisinya. Partai Demokrat sudah ada indikasi kuat mulai berpindah ke lain hati. PKS pun suaranya sudah mulai sayup-sayup tak terdengar. Kalau pun PAN masih terkesan ngotot, itu karena ada faktor si tua Amien Rais yang tidak mau kehilangan muka karena selama ini dia paling nyinyir bahkan sok lancang menyalahkan Tuhan. Faksi Zulkifli Hasan juga sudah tampak mulai menjadi anak manis, apalagi faksi Bara Hasibuan justru mendorong PAN merapat ke kubu Jokowi. 

Sedangkan penumpang kendaraan Prabowo dari kelompok Islam radikal juga sudah terlihat mulai melunak. Haykal Hasan sudah jadi anak manis. Bahkan junjungan mereka yang lagi hijrah semi permanen ke Arab Saudi konon sudah mulai memberi instruksi untuk mundur teratur menerima kenyataan sambil kembali menata barisan yang sudah tercerai-berai. Jadi praktis kekuatan dukungan Prabowo sudah melemah secara drastis dan signifikan.

Kalaupun ada gerakan inkonstusional yang ditenggarai “BERBAU MAWAR” yang membuat rusuh Jakarta 22 – 23 Mei lalu seperti hasil investigasi Majalah TEMPO, kekuatannya pun sudah terdeteksi oleh POLRI. Bahkan ada indikasi kuat sudah dilemahkan dan dirajang kecil-kecil oleh aparat intelijen dan POLRI. Kalaupun ada cukong dari Cendana (misalnya) yang masih mau ngotot mau berbuat onar, sudah pasti akan mudah dilibas habis oleh POLRI yang didukung penuh oleh Menteri Pertahanan dan TNI.

Harapan terakhir Kubu Prabowo adalah pada upaya para penasehat hukumnya. Dan saya prediksi dengan bukti-bukti yang sangat minim, mereka akan sulit membuktikan adanya kecurangan TSM dan brutal yang mereka tuduhkan. Tim penasehat hukum KPU yang diback-up penuh Tim penasehat hukum kubu Jokowi-MA yang dikomandani Yusril Ihza Mahendra saya prediksi akan mudah melibas tuntas mereka di persidangan MK. 

Di sisi lain saya pribadi masih sangat percaya dengan integritas dan netralitas 9 hakim MK. Apalagi disana ada Hakim Prof. Saldi Isra, SH yang mempunyai rekam jejak berintegritas tinggi. Jadi perkiraan saya tanggal 28 Juni 2019 nanti adalah anti klimaks dari Pilpres 2019 yang penuh drama. Dengan keputusan MK yang bersifat “FINAL & BINDING” sudah tidak ada lagi upaya lain yang bisa dilakukan oleh kubu Prabowo selain mengibarkan bendera putih. Dan itu lebih elegan daripada tetap ngotot tidak jelas juntrungannya.

Lagian rakyat Indonesia sudah capek dengan berlarut-larutnya drama Pilpres 2019 ini. Saatnya kita kembali ke kehidupan yang normal sambil merajut kembali kebersamaan antar anak bangsa yang sempat terkoyak. 

Pak Prabowo, sudahlah berhentilah dan beristirahatlah. Saya tahu di hati kecil Bapak juga sudah lelah, bukan ? So, jadilah tokoh oposisi yang elegan dan bermartabat daripada tetap ngotot tapi tak lagi kuat.

Salam SATU Indonesia,
11062019

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed