2 tahun setelah Insiden Monas. FPI dan HTI masih tegang. Di Bangka Belitung, sebagai ketua HTI saya mengundang HRS dalam acara Safari Dakwah. Mengundang tokoh-tokoh Islam nasional dan kontroversial cara paling efektif untuk mensosialisasikan HTI di Babel. Tokoh-tokoh yang selama ini wajah dan suaranya mereka tonton di TV, kini hadir di tengah-tengah mereka. Sebelum HRS, awal 2008 saya mengundang Ust. Abu Bakar Ba’asyir dan Ust. Al-Khaththath dalam acara Sarasehan Umat Islam Bangka Belitung.
Safari Dakwah HRS di Bangka memicu kontroversi di internal HTI. Di safari dakwah ini HRS jadi penceramah tunggal. Iklan acara dimuat di buletin Al-Islam cetakan HTI Babel. Tentu saja acara safari dakwah HRS di Bangka sepengetahuan dan seizin DPP HTI. Pada saat yang sama kebetulan ada kunjungan rutin supervisi dari DPP HTI. Hikmahnya, HRS dan DPP HTI bisa ketemu kembali. Pertemuan itu terjadi di ruang VIP Bandara Depati Amir Pangkalpinang. Sekalian mengantar kepulangan HRS ke Jakarta.
FPI dan HTI sudah saling kenal. Persekutuan FPI dan HTI sulit terjalin kembali. Pada kasus pembakaran bendera di Garut, sepintas lalu publik melihat FPI membela HTI. Tetapi di sisi lain, FPI Malang dan Jombang setuju HTI dilarang eksis kembali. FPI sama sekali tidak bersikap ambigu terhadap HTI karena pada insiden pembakaran di Garut persepsi FPI bendera itu bendera tauhid bukan bendera HTI. Emangnya tauhid itu semacam ormas baru yang punya bendera?!
Sumber : Status Facebook Ayik Heriansyah
Comment