by

Partai Allah?

Mengapa Indonesia tidak bangun kilang minyak? Karena katanya dulu tidak punya uang, jualan BBM rugi IRR hanya 8%, resiko besar dan lainnya. Lebih enak impor, makanya sering diberitakan ada lingkaran istana, lingkaran menteri, lingkaran direksi Pertamina yang terlibat impor. Bahkan ada eks Direktur Pertamina Suroso Atmomartoyo yang dipenjara karena korupsi impor minyak. Yang senang tiada kepalang adalah Singapura, negeri kecil yang tidak punyak minyak, tapi punya kilang minyak dengan kapasitas sekitar 1,4 juta barel dengan konsumsi dalam negeri Singapura hanya 150 ribu barrel, artinya Singapura harus mencari pasar ekspor sekitar 1,25 barrel agar kilang minyaknya tidak “menjadi besi tua”. Maka Indonesia dengan potensi pasar impor BBM sebesar 400 ribu barrel/day adalah potensial, sudah besar pasarnya dekat pula jaraknya sehingga biaya logistik menjadi murah.

Jika tahun 2025 nanti konsumsi BBM Indonesia bertambah menjadi sekitar 2,2 juta barrel dan kalau kapasitas kilang Pertamina tidak bertambah tetap 800 ribu barrel (tambah tua, tambah sering rusak, waktu operasi makin berkurang bisa produksi 700 ribu barrel di tahun 2025 sudah bagus). Maka Indonesia butuh 1,4 juta barrel BBM. Nahh…lho…Singapura yang awalnya harus ekspor jauh-jauh agar kelebihan 1,25 juta barrel terserap (Indonesia 400 ribu dan 825 ribu negara lain), maka 100% bisa diekspor ke Indonesia. Makin kaya tuch Singapura. Dan Indonesia makin sengsara karena impor minyak harus pakai Dollar, Agar punya Dollar harus ekpsornya diatas impor, agar punya devisa. Jika devisa kecil dan impor besar maka kurs rupiah akan jauh terhadap dollar, akibatnya impor minyak butuh uang lebih banyak lagi. Akibat lainnya impor produk/jasa lainnya juga akan semakin mahal. Harga HP mahal, harga Laptop mahal, harga obat mahal, harga pakaian mahal (bahan baku masih impor), semua serba mahal.

Itu masa lalu…. anakku

Sekarang.. Langkah berani Presiden Jokowi adalah membubarkan Petral lalu membangun kilang minyak dengan cara bangun kilang baru di Tuban 300 ribu barrel, di Bontang 300 ribu barrel, upgrading/RDMP di Cilacap, Balongan, Balikpapan dan lainnya maka di tahun 2025 diperkirakan Pertamina akan produksi BBM 2,2 juta barrel dengan sebagian besar sudah standar Euro 5. Bandingkan dengan kilang Singapura yang masih Euro 3. Dengan kampanye energi ramah lingkungan, suatu saat negara-negara yang impor BBM akan gunakan Euro 5. Singapore Closed file. Itu hanya masalah waktu asalkan semangat kemandirian dan smart terus dipertahankan.

*Bagaimana kalau Jokowi tidak terpilih lagi???*

Sumber : Status Facebook Mohammad Monib

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed