by

Papua Memanas, Diplomasi Indonesia untuk Melanesia Gagalkah?

Sampai hari ini saya melihat orientasi hubungan multi lateral antara Indonesia dan negara-negara Melanesia kurang mendapat perhatian serius dari Pemerintah. Orientasi strategi diplomasi Indonesia masih lebih mengarah ke Eropa, Amerika dan Asia. Meskipun sudah ada perkembangan hubungan antara Indonesia dan negara-negara Melanesia tapi saya melihat hanya sekedar hubungan diplomatik normatif tapi belum terlalu intens menjadi hubungan yang lebih produktif.

Dengan memanfaatkan kesamaan ras melanesian antara Indonesia dan negara- negara Melanesia seharusnya sangat berpeluang dibangun hubungan yang lebih intens di bidang sosial, budaya dan ekonomi.
Saat kedutaan besar Indonesia di Fiji dipimpin oleh GARY RACHMAN JUSUF, sudah ada roadmap rintisan strategi hubungan bilateral antara Indonesia dan Fiji dengan pola hubungan harmonis “socia-cultural and economic”. Gary memanfaatkan pendekatan potensi sumber daya alam setempat dan kesamaan sosial budaya sebagai titik awal membangun sebuah hubungan diplomatik yang harmonis antara Indonesia dan Fiji.

Dan hasilnya SUKSES. Hal ini disampaikan oleh sahabat saya YANTHI TAMBUNAN yang pernah terlibat aktif sebagai salah satu pelaksana “Gary Diplomatic Strategy’. Menurut Yanthi Indonesia berpeluang besar melakukan investasi besar di negara-negara Melanesia. Penetrasi ekonomi dari pengusaha Indonesia sangat berpeluang besar menjadikan negara-negara Melanesia sebagai target market yang sangat potensial. 

Tapi sayangnya setelah Duta Besar Indonesia di Fiji diganti, strategi diplomasi socia-cultural and economies ini tidak dilanjutkan oleh pengganti Gary Rachman Jusuf. Akhirnya hubungan antara Indonesia dan Fiji kembali mendingin. Dan kejadian serupa terjadi dengan perwakilan diplomatik Indonesia di negara Melanesia yang lain. Intinya perwakilan diplomatik Indonesia di Indonesia saat ini gagal membina hubungan harmonis dan produktif dengan negara-negara Melanesia. 

Andai saja Indonesia tidak memunggungi negara-negara Melanesia dalam strategi diplomasi internasional, saya yakin Indonesia akan mendapatkan banyak keuntungan. Setidaknya negara-negara Melanesia tidak akan mengganggu kedaulatan NKRI atas Papua dan Papua Barat. Justru mereka mendukung penuh Indonesia di forum internasional seperti PBB dan lainnya.

Saran saya ke depan untuk mengamankan Papua, jangan lagi strategi diplomasi kita memunggungi negara-negara Melanesia. Mereka harus dijadikan partner strategis dan dirangkul hangat. Jangan ada lagi penunjukan duta besar yang tidak menguasai masalah geo politik regional. Jangan ada lagi penunjukan seorang artis atau selebriti untuk menjadi duta besar. Yang terjadi mereka lebih fokus melakukan pencitraan diri, pesta-pesta, asyik main band dan hanya main golf. Apapun pembelaan mereka atas kritikan saya, nyatanya dalam kasus suhu politik di Papua saat ini, Indonesia tidak mendapatkan dukungan yang memadai dari negara-negara Melanesia. Menurut saya ini adalah kegagalan diplomatik Indonesia di negara-negara Melanesia.

Kita terlalu sering berkoar-koar sukses memadamkan api setelah api berkobar besar. Tapi kita sering gagal mencegah jangan sampai ada kebakaran. 

Salam SATU Indonesia
01092019

 

(Sumber: Facebook Rudi S Kamri)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed