by

PAN dan PKS Bakalan Tak Punya Gerbong Dalam Pilpres 2019

Kedua, posisi sama kuat antar 3 kepentingan menyebabkan mereka kebingungan. Jika nekad mengambil dari Parpol, maka 2 parpol lain akan mundur. Hanya Gerindra dan parpol yang kadernya diajukan yang tetap bertahan. Prediksinya kursi Cawapres akan dilepas ke non parpol. Dan nama yang paling kuat tentu saja UAS. Jika UAS masuk, otomatis Partai Demokrat akan memaksa meminta jatah posisi menteri paling banyak. Mengapa? Perbandingan hasil suara menunjukkan PD terbanyak kedua setelah Gerindra (10,7 juta), PAN (9,4 juta) dan PKS 8,4 juta. Permintaan itu mengakibatkan PKS dan PAN memperoleh jatah kursi menteri sedikit.
 
Dikarenakan jatah mereka minim, mereka (PAN dan PKS) mencoba merayu kubu incumbent untuk menerima mereka. Ini bisa dilihat dari manuver Zulkifli Hasan Selasa siang menemui Presiden diam-diam. Namun ini bukan perkara mudah sebab kelompok-kelompok pembenci pemerintah diasosiasikan publik berafiliasi ke mereka. Sembilan Parpol pendukung Jokowi akan keras menolak masuknya PAN dan PKS. Lantas, PAN dan PKS bakal merayu PKB menyodorkan kursi Wapres pada Muhaimin Iskandar untuk muncul sebagai poros ketiga Capres-Cawapres. Tentu PKB tidak menerima begitu saja. Mengapa? Peluang memenangkan Pilpres sangat kecil dan jika tetap bertahan dalam koalisi pendukung Jokowi setidaknya posisi 3 menteri tetap ditangan mereka.
 
Kondisi inilah yang menjadikan mereka (PAN dan PKS) akhirnya tidak ikut dalam kontestasi Pilpres 2019. Dua parpol ini juga sedang menghadapi “tsunami” keributan yang mereka ciptakan sendiri dalam perjalanan pemerintahan 2014-2019. Mereka tidak terlihat berkontribusi positif dalam pengawasan kerja pemerintahan Jokowi – JK. Bahkan terkesan kritik atas program kerja yang dilakukan pemerintah lebih banyak tanpa data atau fakta. Ya apa boleh buat, mereka akan menanggung akibat dari ulah mereka sendiri.
 
Bye bye PKS dan PAN

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed