by

Palu, Donggala , Sigi dan Duka Kita

Teman-teman saya di Palu dan sekitarnya sangat banyak. Mereka semua awalnya adalah peserta pelatihan saya tapi kemudian hubungan kami menjadi sangat dekat seperti saudara. Terakhir saya mengunjungi Palu sebulan yang lalu untuk ngajar di sana. Seperti biasa teman-teman saya menyediakan gulai daun kelor dan sop Kaledo + singkong rebus sebagai makanan siang saya. Malamnya saya request diajak makan ayam bakar Biromaru di daerah Perumahan Palupi Palu. Besok paginya seperti biasa saja diajak makan nasi kuning terenak dunia di Jl. Sutoyo Palu. Setelah makan nasi kuning saya minta diajak minum kopi khas Palu di Kedai Kopi Aweng. Palu dan Donggala adalah surga kuliner buat saya.

Saat Jum’at 28 September 2018 lalu saya mendengar ada Gempa Bumi disusul dengan dengan Tsunami di Palu, Donggala dan Sigi hati saya hancur lebur. Seketika saya menghubungi satu persatu sahabat saya yang tinggal di Palu tidak satupun yang bisa dihubungi. Saya panik luar biasa. Saya tahu pasti bahwa Palu dan Donggala adalah kota pinggir pantai, saya bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila terjadi Tsunami disana.

Saat besoknya salah satu diantaranya membalas WA saya, saya lega. Tapi dia menceritakan beberapa sahabat saya termasuk Jeng Naomi pemilik cafe di Pantai Talise Palu belum diketemukan dan kemungkinan besar hanyut terbawa air bah di Pantau Palu. Masih ingat dengan jelas Jeng Naomi dengan ramah menyiapkan segelas kopi jahe plus kuning telor minuman kesukaan saya yang saya cecap setiap tetesnya di pinggir Pantai Talise Palu sambil memandangi laut lepas yang gelap. Hati saya jadi mendung, gerimis dan akhirnya hujan lebat.

Saya tidak tahu pesan apa yang Tuhan ingin sampaikan kepada kita semua atas musibah maha dahsyat ini. Belum kering airmata kita terkuras karena bencana gempa di Lombok dan Sumbawa, sekarang musibah kembali datang kembali menimpa saudara-saudara kita di Palu, Donggala dan Sigi. Saya tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan rasa duka yang terpuruk di sudut hati yang terdalam ini. Saya ingin terbang disana dan ingin bahu membahu dengan para relawan untuk membantu mengevakuasi korban disana, tapi apa daya akses menuju kesana sangat tidak mudah. Saya lemas tak berdaya.

Hanya doa yang bisa kupanjatkan buat semua saudara-saudara saya di Palu, Donggala dan Sigi. Sambil mencari celah hikmah tentang semua yang terjadi. Mari menyatukan hati dan tangan kita untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang terkena musibah.

Jangan pernah ada manusia di negeri ini siapapun dia yang mempolitisasi musibah ini. Hanya manusia berhati setan dan iblis yang mengatakan musibah gempa dan Tsunami di Palu, Donggala dan Sigi ini merupakan adzab atau dikaitkan dengan politik. KALIAN yang mengatakan itu adalah manusia BIADAB ahli waris Setan Jahanam.

Buat sahabat dan saudara saya di Palu, Donggala dan Sigi. Kuatkan hati dan berserahlah kepada Allah SWT. Percayakan semua penanganan pasca musibah ini kepada Pemerintah. Saya haqul yaqin, Pemerintahan Jokowi akan ALL OUT melakukan yang terbaik untuk mengatasi hal ini, sama dengan yang telah mereka lakukan untuk penanganan pasca musibah di Lombok dan Sumbawa.

Dari jauh, kami akan berupaya sekuat tenaga untuk membantu kalian. Doa dan empati kami untuk kalian semua 

Salam SATU Indonesia
Rudi S Kamri
01102018

#PrayForPaluDonggalaSigi

 

Sumber : facebook Rudi S Kamri

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed