by

OK OC Go Nasional? Program Abstrak dengan Win-win Condition bagi Sandiaga Uno

Yup. Ini adalah program pelatihan. Dan ini artinya tidak ada parameter nyata pengukur keberhasilan program. Apakah pelatihannya berhasil atau tidak. Cukup dari banyaknya peserta yg mendaftar, om Sandi bisa mengclaim keberhasilan dari banyaknya peminat.

Saat ini saja, om Sandi sudah bisa claim 51rb peserta terdaftar dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Menurut om Sandi, ini artinya banyak peminat.

Yah tentu saja banyak peminat. Kan d ujungnya ada P7, yg konkritnya mendapat pinjaman usaha. Siapa yg gak mau dapet modal usaha coba?

Tapi ini bukan berarti kalau anda kuli bangunan, Office Boy, budak keyboard sepertiku, ataupun mak2 fakir telor ceplok seperti salah seorang anggota DPR, anda bisa mendadak jadi entrepreneur sukses hanya dengan mengikuti program OK OCE.

Anda sudah harus punya usaha dulu sebelumnya. Anda harus punya modal duluan. Para mokondo gak bisa ikutan.

Yg bisa sukses ikut program OK OCE ini adalah org yg dari awal memang sudah jadi entrepreneur.

Paling tidak, anda harus sudah punya ide mau usaha apa duluan.

Krn yg d latih, d dampingi, d bantu perijinan adalah usaha anda. Untuk mencapai P7 (Permodalan) tuh harus ada P6 (Pelaporan keuangan) dulu sebelumnya. Gmana mau sampai P6 kalau belum punya usaha? Kalau belum punya usaha mana bisa lewat P5 (Pemasaran)? Apa yg mau d pasarkan?

Dan hellaaaw… kalo anda jomblo pengangguran kere fakir kasih sayang yg mimpi setajir Elon Musk dalam sekejap, program OK OCE bukan tahu bulat yg bisa d goreng dadakan. Ga banyak warga melarat yg mau capek2 buang energy dan modal urus ijin (P3) buat usaha yg belum ada.

Gak mudah dapet IUMK (Izin Usaha Mikro Kecil) loh. Ada syaratnya.

Salah satunya adalah memiliki bangunan untuk usaha paling luas 30 meter persegi atau 20 persen dari luas kaveling. Gmana coba para kerewan dan kerewati yg luas bangunannya 500 meter persegi? Gak bisa dapet IUMK dong?

Jadi, buat para fakir telor ceplok yg sesungguhnya, jangan mimpi dapet modal pinjaman mudah dalam semalam.

Bicara soal modal dalam P7 (Permodalan), kalau mau fair sebenarnya P7 d banding P1 (Pendaftaran) adalah parameter yg baik untuk mengukur keberhasilan program ini. Begitu pula dengan P3 (Perizinan) banding P1.

Untuk itu, Kompas pada tgl 9 September lalu sudah memberi gambaran dari wawancaranya dengan ketua PGO Faransyah.

Dari 51rb peserta terdaftar, 450 peserta sudah mengantongi IUMK. P3 banding P1 adalah 0.88% dari peserta lolos P3.

Sedangkan bila d bandingkan dengan P7? Dari 51rb peserta, sekitar 150 peserta berhasil mencapai P7. Perbandingan P7 dengan P1 adalah 0.29%.

D sisi lain, harus tetap d ingat. Ini program pelatihan. Bukan program kesuksesan. Tolak ukurnya bukan dari sukses tidaknya 0.29% peserta yg lolos P7 itu.

Jadi, bila ada usaha yg membawa nama OK OCE dan mandeg d jalan, gulung tikar, atau terkapar,.. Om Sandi bisa mengelak dari berita buruk dengan mengingatkan bahwa OK OCE adalah program pelatihan. Tolak ukurnya adalah banyaknya yg ikuti pelatihan.

Kalau ada yg bangkrut yah salah pesertanya sendiri, yg tidak menyerapi pelatihan, tidak baik managementnya, laporan keuangannya buruk, salah strategy, salah lokasi, kurang perhitungan, kurang pemasaran, ataupun kurang banyak isi kardusnya.

Program ini abstrak dengan win-win condition bagi Sandiaga dan Uno.

Sangat cocok untuk d bawa k level nasional. Apalagi bila pendampingnya d backing sertifikasi yg d biayai APBN

Sumber : facebook Aldi Bhumi

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed