“Maksudnya antara Jerussalem dan Suriah ada benang merahnya iku piye mbah?”
“Keduanya adalah kota tertua di dunia dan diyakini menyimpan harta tak terhingga yang juga bisa dijadikan aset dan kolateral untuk membiayai sebuah negara. Dulu, kolateral hanya berupa emas. Setelah banyak dirampas dan dilarikan ke Eropa melalui slogan “Gold, Glory and Gospel”, model kolateral mulai bermetamorfosa. Seiring perkembangan jaman, cadangan SDA dan devisa juga bisa dijadikan kolateral. Tapi ada juga satu jenis harta yang jauh lebih mudah dan instan utk dijual atau dijadikan jaminan. Yaitu harta berupa artefak kuno. Jenis inilah yang sebenarnya diobok-obok dan diburu oleh ISIS dkk yang disetor kepada para sponsornya (AS, Inggris dan Israel). Banyak artefak jarahan itu yang ditampung oleh Inggris sebagai negara penadah melaui Israel sebagai negara perantara dan AS sebagai “body guard” nya. Makanya jangan heran jika AS dan Israel memutuskan keluar dari UNESCO agar sepak terjang mereka tak terbaca. Kemudian sejak ISIS dkk keok oleh rezim Bashar al Assad, para tuannya kini turun tangan sendiri.
“Kenapa AS terlihat paling getol atas Jerussalem dan Suriah mbah?”
“Karena AS terobsesi menjadi Negeri Abadi seperti Perancis dan Inggris. Mereka memiliki harta tak terhingga hasil dari rampasan perang.”
“Bisa diberikan satu contoh harta tak terhingga itu mbah?”
“Koh I Noor milik Inggris dan Sancy Diamond milik Perancis. AS meyakini di Jerussalem dan Suriah terdapat benda yang jauh lebih bernilai dari itu. Karena menurut kajian mereka, dua tempat ini adalah situs bekas para nabi termasuk Yunus dan Sulaiman.”
“Mbah! Lama-lama ceritamu kok ngelantur ngalor ngidul kayak film Indiana Jones aja.”
“Namanya juga SILIT. Lha wong novel Indonesia bubar 2030 aja banyak yang percaya kok!”
“Hadehh.., kadung saya nyimaknya serius?! Oh ya, kira-kira Nusantara punya aset semacam Koh I Noor dan Sancy Diamond?”
“Kamu kan, bakul akik. Masak gak tahu? Hehehe”
“SILIT kowe mbah!”
Sumber : Status Facebook Fadly Abu Zayyan
Comment