by

NU, Islam Yang Tepat Untuk Indonesia

Dalam sosial media kelompok islam A kerap kali membujuk kelompok islam B
“Kita jangan mau di adu domba kafir, mereka senang melihat kita bermusuhan”
“Rezim jokowi ini sengaja memecah belah kita umat islam, dia anak PKI yang ingin menghancurkan umat islam”
Dan sebagainya.

Ketika kelompok islam B tidak merespon seruan mereka, kelompok islam A ini akan mengeluarkan kata-kata mutiara
“Dasar muslim munafik, liberal, saudara muslim di musuhi, kafir di lindungi”.

Hadrotusyaikh KH. Hasyim asy’ari membentuk NU salah satu tujuannya adalah agar tercipta islam yang tepat bagi indonesia, mengingat indonesia adalah negara dengan ragam suku, bangsa, agama dan budaya, di tanamkanlah khubbul wathon minal iman kepada santri dan warga NU, sebab islam saja tanpa nasionalisme akan menjadi ekstrim, mudah mengkafir sesatkan orang lain, membunuh atau terbunuh demi agama adalah sama besar pahalanya bagi mereka para pengkapling surga.

Melalui serangkaian do’a, ikhtiar dan memohon restu pada guru-gurunya, mbah hasyim tahu betul resiko yang kelak akan di hadapinya, tantangan yang di hadapi anak cucunya, rintangan yang di hadapi santri dan pengikutnya di masa yang akan datang, namun ia di kuatkan oleh mbah kholil bangkalan selaku salah satu gurunya “siapa yang menentang NU akan hancur”. Terbukti ucapan waliyullah itu, satu persatu pemfitnah dan pembenci ulama-ulama NU hancur dengan sendirinya, itulah mengapa kyai-kyai NU santai saja ketika di fitnah, sebab beliau-beliau ini faham betul ucapan mbah kholil itu tidak main-main.

Terbukti saat ini dari seluruh dunia hanya islam NU yang masih bertahan selebihnya sudah menjadi puing karena berhasil di pecah belah, suriah, irak, libya, somalia, tak pelak banyak ulama-ulama dari penjuru dunia minta di ajari islam NU, minta di didirikan NU di negaranya, sebab mereka merindukan islam yang rakhmatan lil’alamin seperti NU. meskipun di gempur dari segala penjuru dengan fitnah, provokasi, adu domba, hasud, dll. NU di pecah tetap bersatu, di benturkan tetap kuat, di adu tetap rukun, di belah tetap merekat, paling susah membumi hanguskan NU sebab NU sejak awal berdirinya sudah bertekad menjaga indonesia sebagai negara damai, bukan sebagai negara islam, NU sama sekali tidak melirik ketika di ajak membentuk negara islam di indonesia, karena NU memiliki banyak saudara selain islam, yaitu kristen, budha, hindu, dll. Mbah hasyim sudah mewanti-wanti agar NU dengan kekuatan besarnya, dengan jumlah mayoritasnya agar bisa mengayomi seluruh rakyat indonesia dalam bingkai bhinneka tunggal ika, salah satu bukti abdinya pada indonesia adalah dengan resolusi jihad NU yang memukul mundur penjajah dari bumi surabaya, lantas sekarang sudah merdeka sudah damai ada kelompok mengatas namakan islam mengajak NU memerangi bangsa sendiri ( non muslim ) demi tercipta negara islam, NU kompak menjawab ORA SUDI.

Ibarat air jernih agar tetap terjaga kejernihannya maka taruhlah di wadah yang bersih pula, islam mengajarkan kedamaian, tapi jika wadahnya kotor jangan heran jika ada pelaku bom bunuh diri pelakunya beragama islam, ada teroris pelakunya islam, ada yang makar pada pemerintahan resmi pelakunya kelompok islam, ini karena air yang jernih tadi di tuangkan ke wadah yang tampilan luarnya mulus bersih tapi dalamnya penuh debu, karatan dan banyak eek kecoaknya, itulah mengapa banyak yang berjubah tapi suka marah-marah, banyak yang bersorban tapi penuh ancaman, banyak yang berpenampilan nabi tapi berakhlak abu jahal, ya karena ada eek kecoak tadi.

Sebaliknya ulama-ulama NU, sarungnya kusut, bajunya ada yang di tambal-tambal, kadang gak pake sendal, tapi dakwahnya sejuk, wajahnya berseri, tidak mengajarkan santri-santrinya untuk membenci, memusuhi, santrinya di ajarkan mencintai tanah air adalah sebagian dari iman, cinta tanah air berarti cinta warganya yang berbeda agama, cinta penduduknya yang beda suku, semua di ayomi, di lindungi, salah kaprah jika banser di anggap menjaga gereja, yang banser jaga adalah saudaranya yang rentan di ganggu dan di bom kelompok teroris dan radikal, cukuplah almarhum riyanto sebagai bukti totalitas banser dalam menjalankan tugasnya ia rela menjadi korban asalkan saudaranya dalam gereja terselamatkan. 
Begitulah bila air jernih ( islam ) itu di tuangkan dalam wadah yang bersih ( NU ), maka islam NU adalah islam yang tepat bagi indonesia.

Sumber : Status Facebook Agus Salim

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed