by

Ninoy VS PSI, Kalah Jadi Abu Menang Jadi Abu Juga

Lain ceritanya kalau Ninoy minta maaf tanpa tatap muka atau mediasi. Ini masih wajar. Berlaku kalimat yg belakangan populer, “kami maafkan, tp proses hukum tetap lanjut.”

Kalau kasusnya berhenti, orang akan melihat PSI sebagai korban. Dengan memaafkan, PSI justru bisa meraih simpati publik. Muda-emosional, itu biasa. Tapi muda-kalem-bijaksana, ini baru luar biasa.

Saya meyakini sedikit banyak kemenangan Jokowi di 2 periode ini justru karena posisinya sebagai korban fitnah dan hoax yg masif. Jadi kasus ini harusnya bisa dimanfaatkan PSI sebagai batu loncatan.

Kasus Adian mungkin bisa jadi contoh, secara moral, permintaan maaf seharusnya jadi garis finish sebuah kasus. No more episodes after this.

“Dari sisi hukum, kepolisian sudah melakukan penindakan yang benar sesuai prosedur, itu sudah tepat. Namun sebagai manusia, terlebih lagi ini sudah mendekati lebaran, dan mereka (pelaku) sendiri sudah menyatakan meminta maaf dan menyesali perbuatannya maka saya juga harus bisa memaafkan,” -Adian (Kompas)

Bayangkan kalau PSI mengeluarkan pernyataan senada, bohong kalau tidak ada yg simpati.

Biarlah kali ini keduanya menjadi abu, tanpa ada arang, karena memang tidak ada yg patut jadi pemenang. Mudah-mudahan kasus ini mampu mendewasakan mereka (juga kita semua) dan ada kalanya itu harus ditempuh melalui sebuah “kesalahan”, kejatuhan atau bahkan kehancuran.

Tapi, jangan kuatir, toh menjadi abu bukan artinya tanpa manfaat, karena ia bisa menjadi pupuk yg baik untuk tanaman bukan? So, tidak pernah ada kata terlambat untuk bangkit dan memulai kembali.

Sumber : Status Facebook Aldi El Kaezzar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed