by

IN THE NAME OF LOVE ( Belajar dari NTT )

Saya hanya membayangkan jika saya jadi warga sana. Ada yg cerita bahwa belum pernah ada Presiden Indonesia datang ke sana. Ini untuk pertama kali kami menyambut Presiden yang kami cintai. Kami seharusnya bisa menyiapkan ‘pesta’ penyambutan yg begitu meriah. Karena situasi pandemi, kami tidak boleh menyiapkan ‘ pesta ‘.
Kubayangkan keindahan tarian dengan nuansa budaya yang akan mereka suguhkan, jamuan makanan khas NTT nan lezat dsb.
Sebagai rakyat jelata, sayapun bisa membayangkan seperti apa kegembiraan mereka.
Melihat beberapa tayangan video sesaat sebelum pesawat Kepresidenan mendarat saja, saya juga merinding. Sebegitunya rasa cinta mereka.
Apa yang bisa saya petik dari semuanya? Banyak. Salah satunya adalah jiwa ksatria warga di sana yang ramai- ramai menyuarakan bahwa merekalah yang patut dipersalahkan. Bahkan jika ingin dihukum, mereka siap menjalaninya asal bukan sang Presiden yang dipermasalahkan.
Biasanya, jika keadaan kurang menguntungkan, terkadang orang memilih bersembunyi. Alih alih mengakui kesalahan atau berniat menanggungnya. Tetapi tidak begitu bagi warga NTT.
Terimakasih, NTT
Sumber : Status Facebook Irene Indah

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed