by

Muslim Memilih Paslon Non-Muslim? Kenapa Tidak?

Dulu juga tidak ada Undang-Undang atau peraturan lain yang membatasi kekuasaan eksekutif. Bahkan negara-negara mayoritas Muslim yang memakai sistem monarkhi pun (baik itu kerajaan, kesultanan, keamiran, dlsb) tidak lagi bersifat absolut karena mereka juga punya “lembaga dewan”, ada undang-undang, memakai sistem pemilihan umum (meskipun terbatas di sejumlah negara).

Apalagi dalam konteks Indonesia, kepala negara/kepala daerah itu lebih tepat disebut sebagai “pelayan masyarakat” bukan “pemimpin masyarakat”. Jadi Pilpres/Pilkada itu bukan memilih “pemimpin” tapi memilih “pelayan”. Memilih “administratur” bukan “amirul mukminin”. Ingat itu!

Karena itu memang tidak masalah mau memilih siapa saja–paslon Muslim atau bukan, laki atau perempuan–yang penting memiliki kemampuan baik dan integritas moral yang tinggi. Apalagi Indonesia itu bukan “negara Islam” (dan memang tidak ada “negara Islam” di planet ini) dan tidak diatur oleh syariat Islam jadi silakan saja untuk mengeskpresikan hak-hak politik Anda.

Mesi begitu, karena Indonesia itu negara demokrasi, boleh-boleh saja dan sah-sah saja kalau mau menyerukan untuk memilih “pemimpin Muslim” tapi ya jangan ngotot, maksa-masa apalagi pakai kekerasan, dan tidak perlu lebay-njeblay pakai ancaman neraka segala bagi yang memilih paslon non-Muslim. Gak mutu tau!

Lagian, kalau ada umat Islam yang kebetulan memilih paslon non-Muslim, saya yakin alasan mereka memilih itu bukan karena pertimbangan “akidah/keimanan” (karena paslon itu “non-Muslim”) tetapi karena alasan lain (baik alasan yang bersifat idealis maupun pragmatis).

Khusus untuk konteks Jakarta, kalau ada umat Islam yang masih ragu juga soal ini, ya jangan pilih Ahok tapi coblos Pak Haji Djarot Saiful Hidayat saja karena beliau itu jelas Muslim sejati (NU lagi he he) serta punya pengalaman mengelola pemerintahan dengan baik waktu jadi walikota Blitar. Dari segi nama, beliau juga jelas “lebih Arabi” dan “lebih Islami” daripada Bang Sandi misalnya yang namanya kelihatan “abangan” he he. Itu kalau berminat lo ya? Yang penting rukun, damai, dan heppii. Gitu aja kok ribut. Salam damai broer…

Catatan: Re-post “Kuliah Virtual” dengan sedikit modifikasi he he

Sumber : Facebook Sumanto Al Qurtuby

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed