by

MUI Ngerumpi Lagi

Mengikuti fatwa MUI, seperti sdh inflasi fatwa tp rendah isi, dari fatwa rokok, fatwa korupsi, dan seabrek fatwa yg sampai kita lupa utk apa, sy pribadi sbg muslimpun tdk merasa terwakili oleh MUI. Apalagi sejak fatwa utk Ahok yg lalu, dan MUI dimanfaatkan oleh kelompok islam garis gak jelas hasilnya skrg Jakarta nyaris jd kota bekas, mungkin sdg menuju kesana, nauzhubillah..jgn sampai kelak ada bekas kota Jakarta, hanya gara-gara secuil fatwa yg merusak substansi kemanusiaan yg dibutuhkan negara, bukan sekedar hanya krn satu agama.

Hari ini ramai di medsos ttg MUI Jatim yg menghimbau pejabat tak mengucapkan salam agama lain. Seperti kita ketahui salam semua aliran sdh terbiasa kita ucapkan, bahkan presiden melakukan, karena ini keniscayaan Indonesia dgn ideologi pancasila, menghargai semua ragam budaya, agama dan hubungan antar manusia, seolah kl gak islam jd saingan, termasuk salampun kita sudah ketakutan dan Allah bakal membawa cemeti rotan, terus rahmatan lil alaminnya kemana.

Saya tdk mau berargumen soal dosa, haram, dst, krn bukan kapasitas saya, saya lampirkan ujung potongan tujuan didirikannya MUI, semoga arwah HAMKA bs mendengarkannya. Dan MUI gak cuma ngurusi salam. Ini sama saja seperti memaksa label halal, agar masyarakat tak membeli bahan haram. Padahal proses membelinya pakai uang haram ( korupsi, suap, ngakali, dsb )

MARI MEMBERI SALAM KEBAIKAN AGAR INDONESIA, TAK CUMA JD NEGARA SALAM-SALAMAN, ULAMANYA SIBUK BUAT FATWA, SEMENTARA ADA GUBERNUR HASIL FATWA ULAMA, MALAH NGERUSAK JAKARTA.

YA KALAU PERLU PAKAI SALAM INDONESIA SAJA, ATAU SALAM PAGI, SIANG DAN MALAM. TOH SEMUANYA KITA SELAMAT DAN TIDAKNYA KARENA KELAKUAN, BAIK KELAKUAN PAGIAN, SIANGAN, MALAMAN. YG BUAT GAK SELAMAT ITU KALAU CUMA SALAM²AN GAK ADA KERJAAN.

 

(Sumber: Facebook Iyyas Subiakto)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed