by

Mobnas Esemka

Melihat riwayat per-mobil-an Indonesia, ndak salah Jokowi tempohari berkenan menghadiri peluncuran Esemka. Dengan bangga.

Kenapa kok bangga, ya karena ada ‘orang gila’ yang ndak kapok lihat cerita lesu ‘Mobnas’, yang mau bikin dan mau jual mobil ‘buatan’ sendiri dan pakai merek sendiri.

Perkara definisi ‘buatan sendiri’ itu tepat ndak, Jokowi ndak urus. Apalagi istilah apakah itu Mobil Nasional atau bukan. Jokowi ndak rèkên.

Bayangkan saja, para konglomerat kita di bidang otomotif, pemegang merek Honda, Suzuki, Yamaha, Toyota, Mazda, Nissan, dan lain-lain, puluhan tahun cuma cukup merasa puas jadi ‘tukang jahit’ dan ‘toko’ merek2 itu.

Ndak ada yang berani sedikit ‘nyêmpal’, sedikit sisihkan laba, bikin pabrik otomotif sendiri dengan merek sendiri. Nyaman jadi pedagang ndak mau sedikit susah jadi pabrikan. Males, ndak mental pejuang, dan ndak nasionalis . . .

Jadi sekali lagi, inilah yang bikin Jokowi senang dan bangga. Ada yang mau ‘buang’ uang untuk bangun pabrik mobil.

Ndak perlu nyinyir tentang model-nya ndak mirip yang ‘dulu’, kok cuma model pick-up, mirip mobil china, Jokowi dipersilakan beli buat mobil kepresidenan, dan lain-lain.

Yang bikin mobil Esemka, PT Solo Manufaktur Kreasi, termasuk ‘orang gila’ yang punya mental pejuang dan nasionalis.

Ndak ada yang membantu dan menjamin laku. Pemerintah juga tidak. Karena bukan Mobil Nasional. Swasta murni. Tergantung pasar. Jokowi cuma merasa bangga, tapi ndak bisa paksa ‘rakyat-nya’ untuk beli dan punya.

Yang penting laku dan laris dulu. Model, ke-canggih-an, seratus persen komponen dalam negeri, dan lain lain, belakangan. Pasti bisa. Kita punya banyak ‘orang pinter’. Dan mobil termasuk barang dagangan yang mudah dibuat. Karena barang ‘ketok moto’ . . .

Dan kita, yang punya ‘duit lebih’, mau ndak jadi ‘orang gila’, bermental pejuang dan nasionalis. Sedikit saja. Ndak usah ikutan bikin pabrik. Cukup sisihkan barang 100 juta-an, untuk ‘bela’ sesama ‘Pejuang’. Untuk membeli Esemka Bima.

Yang suka nyinyir pasti ndak akan mau. Karena terbiasa kerja cuma pakai mulut. Ndak ‘bondo’. Ndak modal. Bisanya cuma omong se-banyak2 suka tanpa modal, ndak ada rugi pula.

Ndak pakai modal tapi laku keras . . .

Saya ? Oooo pasti beli itu Esemka Bima ! Sesama ‘pedagang’ harus saling gandeng tangan. Kalau dagangan rekan laku, rantai ekonomi akan muter. Saya yang ada di salah satu titik-nya pasti kebagian . . .

Kalau bukan sekarang, kapan lagi ! Itu pesan singkat Jokowi !

Pulogebang Permai, Jakarta Timur

Sumber : Status Facebook Harun Iskandar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed