by

Mimpi Begadang

Perbedaan qiroaat ini bukan hanya melahirkan perbedaan bacaan, tapi juga perbedaan penulisan (rasm) di dalam mushaf.

Lebih parah lagi kalau kita menyelami ilmu tafsir lebih dalam, meski sama-sama tafsir bil ma’tsur, namun narasinya berbeda-beda juga. Padahal sumbernya sama-sama dari Rasulullah SAW dengan jalur periwayatan yang shahih.

Kalau semua keragaman itu terjadi di masa konflik kepentingan seperti masa sekarang, mungkin kita bisa maklum. Namanya juga orang punya kepentingan.

Tapi ternyata keberagaman itu original, asli, memang sejak dari turunnya di masa kenabian sudah tidak seragam. Perbedaan qiraat di masa kenabian itu pernah nyaris hampir memakan korban.

Umar bin Al-Khattab pernah hampir saja menghajar Hisyam bin Hakim, gara-gara Hisyam dianggapnya telah menyalahi Al-Quran. Padahal setelah dikonfrontir langsung kepada NAbi SAW, ternyata bacaan Hisyam justru asli bersumber dari mulut Nabi SAW langsung.

Fakta-fakta seperti ini memang nyaris tidak sampai informasinya ke kalangan muslim dadakan, yang baru saja belajar agama Islam secara masbuk. Buat para masbuker itu, ilmu keislaman itu jadi terlalu hitam putih, berhubung RAM-nya terbatas, kapasitas HD terlalu kecil tidak muat menampung khazanah keilmuan Islam yang terlalu luas. Akibatnya over heating, dan lama-lama jadi hang. Kudu direstart, atau seharusnya diupgrade sekalian.

Namanya juga orang masbuk, pastinya terlambat dalam segalanya, termasuk terlambat dalam mengakses ilmu-ilmu keislaman dengan segala keberagamannya.

Apa yang semua orang sudah tahu, eh dia ketinggalan informasi, malah tidak tahu dan linglung.

Itu yang saya maksud dengan kualitas keilmuannya seperti orang masbuk. Tahu masbuk nggak?

Itu lho, yang datangnya shalat berjamaah terlambat. Datang sih dan ikut jamaah, tapi datangnya telat. Namanya masbuk.

Orang-orang sudah hampir selesai shalat berjamaah, sudah pada duduk tahiyat akhir, tinggal mengucapkan salam doang, eh dia malah baru datang dan lagi bertakbiratul ihram.

Ente kemane aje, Tong kok telat ikut shalat berjamaah? Ketiduran?

Jangan-jangan pas lagi tidur tadi, dia mimpi begadang. Sehingga pas shubuh yang seharusnya bangun, dia merasa harus tidur lagi, karena merasa habis begadang.

Hihih, mimpi kok mimpi begadang?

Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat Lc MA

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed