by

Merindukan Pemimpin Bermartabat

Oleh : Herry Tjahjono

Sepasang kaki bersendal jepit ini sungguh kaki Gibran, walikota Solo. Sandal jepit sang walikota muda ini simbol keugaharian. Ora neko-neko, kata orang Jawa. Simbol pemimpin yang tak aneh-aneh.Bukan itu saja yang menarik. Gibran ternyata (sama seperti iparnya, Bobby walikota Medan) – punya nyali untuk mencopoti lurah yang pungli.

Pada sosok Gibran ada yang lebih menarik lagi. Dengan sangat ksatria, dia meminta maaf, lalu berkeliling sendiri mengembalikan uang pungli dari bawahannya (lurah).Itu semua di atas adalah karakter kepemimpinan yang semakin langka di negeri ini. Bandingkan dengan karakter kepemimpinan yang berada di kutub lainnya. Pemimpin yang menduduki kursinya dengan segala cara, termasuk politik identitas yang menjijikkan.

Tak becus kerja namun jago menghamburkan uang rakyat. Tak punya malu tebar pesona jualan diri.Sungguh contoh dua kutub karakter kepemimpinan yang berseberangan. Saya tak ingin berlebihan memandang Gibran, tapi setidaknya saya melihat benih kepemimpinan yang bermartabat pada sosok walikota muda ini. Ini juga bukan soal dia anaknya Jokowi. Saya malah berharap dia bisa lebih dahsyat dari bapaknya.

Saya dan negeri ini merindukan pemimpin yang bermartabat. Kepemimpinan bermartabat tidak ditentukan oleh sendal jepit, tapi karakter.

Sumber : Status Facebook Herry Tjahjono

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed