by

Meributkan Simbol Medis Agama

Wallahualam, namun menilik kembali sejarah Islam, saya mungkin jadi bisa memahami kenapa Nabi Muhammad tidak pernah “menetapkan” sebuah simbol sebagai identitas keagamaan. Karena memang simbol keagamaan bisa rentan sekali disalahgunakan dan memancing keributan seperti yg terjadi belakangan ini.

Tidak pernah ada bendera atau simbol khusus. Warna bendera menurut beberapa hadits bisa berbeda-beda. Satu-satunya “simbol” yg pernah dipakai mungkin sebuah stempel dalam berkirim surat. Tapi ini hal yg berbeda. Pun tidak pernah digunakan simbol sabit karena pada awalnya justru simbol ini sudah digunakan banyak pihak dari banyak keyakinan/agama lain.

Kerajaan Byzantium dan Persia memakai simbol ini. Negara Crusaders pun jg pernah menggunakan simbol bulan dan bintang di koin dan atribut perangnya. Sabit sendiri digunakan sebagai simbol Dewa Sin oleh masyarakat Sumeria. Simbol ini baru mulai dikaitkan sebagai simbol Islam setelah dipakai Kekaisaran Ottoman.

Begitulah sebuah simbol, walau tidak bisa lepas dari akar sejarah, namun simbol sangat bisa didefinisi ulang sesuai fungsi, waktu dan tempat. Palang merah bukan salib, bentuknya pun sudah beda, sebagaimana bulan sabit di kubah bukan lg Dewa Sin. Karena itu saran memilok palang merah dan menggantinya dengan sabit tidak akan menambah keimanan atau pahala karena simbol tersebut memang tidak terkait akidah atau agama tertentu. Yang pasti hanya buang uang, waktu dan tenaga. Mubazir.

Menjadi figur/tokoh politik, ulama atau ilmuwan memang tidak mudah, karena setiap perkataannya akan disorot masyarakat. Karena itulah sangat penting untuk memahami sampai mana batas wawasan kita.

Kalau mau bebas bicara macam-macam memang cuma 1 solusinya. Jadilah netizen biasa kaya saya, bebas ngomyang apa aja. Saya ga pernah salah karena saya adalah netizen, dan netizen selalu benar. Tjamkan itoeh! 

Sumber : Status Facebook Aldie El Kaezzar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed