by

Mereka Bukan Korban tapi Pendukung ISIS

1. Propaganda ISIS
Dari sudut intelijen militer, ISIS adalah organisasi radikal berbalut agama yang menyempurnakan kekuatan konseptual ideologis dengan memakai taktik militer territorial digabung asimetrik. Analisa ini sudah saya tulis di postingan sebelumnya (https://www.facebook.com/alto.luger/posts/10213019962115436). Untuk menarik kombatan, anggota atau simpatisan, ISIS memakai taktik social engineering yang terbukti sangat ampuh (https://www.facebook.com/alto.luger/posts/10213200820436781).

Secara taktis, ada dua target propaganda ISIS. 
TARGET PERTAMA adalah kalangan yang ingin berjihad bagi berdirinya Dawlah Islamiyah alias Khilafah di Syria/Iraq. Mereka ini rata-rata adalah kelompok pemuda yang pernah punya pengalaman berjihad di negaranya masing-masing (chechnya, Iraq, Syria bahkan Indonesia) dan anak-anak muda yang ingin merasakan apa itu ‘war Tourism”, alias turis perang. Mereka ini adalah anak-anak muda yang belum pernah berperang tetapi ingin merasakan apa itu perang, membunuh orang, menikmati hasi perang baik harta maupun wanita yang ditangkap. Kombinasi antara membunuh dan seks menjadi materi utama dari propaganda dimaksud. Untuk target ini, ISIS memproduksi video-video propaganda yang bermuatan sadistik secara profesional. Salah satu video pertama ISIS yang diproduksi untuk kalangan ini dirilis pada bulan july 2014.

TARGET KEDUA adalah orang-orang, terutama keluarga dan perempuan-perempuan single yang ingin hidup di dalam kehidupan dawlah Islamiyah atau Khilafah yang didirikan ISIS di Iraq/Syria. Untuk kalangan ini, propaganda yang dibuat adalah propaganda yang menunjukkan sisi humanis, ramah, modern serta bersahabat. Salah satu video promosi dari ISIS untuk segmen ini adalah video yang diproduksi oleh Vice (https://news.vice.com/video/the-islamic-state-full-length) tanggal 26 Desember 2014.

Yang penting untuk kita pahami dari propaganda ISIS ini adalah bahwa PROPAGANDA ISIS yang dipilih oleh seseorang kombatan, anggota atau simpatisan ISIS adalah merupakan PILIHAN PRIBADI. Orang-orang ini memilih ISIS karena mereka memang INGIN bergabung dengan ISIS.

2. Proses “Hijrah” ke Dawlah Islamiyah atau Khilafah buatan ISIS.
Raqqa dan Mosul adalah dua kota utama dalam kekhilafahan ISIS dan kedua kota ini menjadi simbol kekhilafahan ISIS. 
Apabila seseorang dari Indonesia, baik itu perorangan maupun keluarga sampai ke Raqqa atau Mosul, atau daerah lain dalam Kekhilafahan ISIS, maka dia akan melalui tahapan-tahapan berikut ini:
a. Proses propaganda – Ini adalah proses dimana seseorang mulai mengikuti propaganda ISIS sesuai interestnya (target pertama atau kedua). Orang ini akan mulai percaya akan propaganda ISIS setelah melihat video yang dibuat ISIS.
b. Proses komunikasi awal – Setelah melihat dan tertarik dengan propaganda ini, orang tersebut DENGAN SADAR akan berusaha menghubungi ISIS. Ada banyak cara untuk menghubungi ISIS. Yang paling sederhana adalah menulis komen di link atau publikasi ISIS. Selain itu, orang tersebut akan berusaha mencari informasi lewat kelompok-kelompok radikal yang sudah dikenalnya;
c. Proses indoktrinasi – Setelah melakukan kontak, orang tersebut akan mulai melakukan hubungan langsung dengan ‘handler’ dari ISIS. Proses ini biasanya dilakukan secara online. Ini adalah proses dimana orang tersebut dan ‘handlernya’ saling membangun kepercayaan. HARUS DIINGAT bahwa bahwa ISIS adalah organisasi dengan kemampuan intelijen militer yang cukup bagus sehingga mereka pun akan sangat hati-hati dalam menyeleksi orang. Dalam proses ini, orang tersebut akan dicuci otaknya sehingga mereka percaya bahwa apa yang mereka lakukan adalah kontribusi yang sangat penting bagi berdirinya dawlah Islamiyah atau khilafah versi ISIS;
d. Proses Travel Arrangement – ini adalah proses dimana orang tersebut akan dituntun untuk keluar dari Indonesia, bertemu dengan handler di negara antara dan kemudian masuk ke daerah yang dikuasai ISIS. Turkey adalah negara antara yang paling sering dipakai sebagai entry point bergabung dengan ISIS karena status Visa on Arrival yang diberikan oleh pemerintah Turkey kepada WNI. TERMASUK panduan bagaiman menjawab apabila ditanyakan oleh imigrasi, maupun apabila DITANGKAP oleh aparat keamanan

Dari penjelasan sederhana tentang proses cara bergabung dengan ISIS di atas, bisa dilihat bahwa proses seseorang (individu) maupun keluarga yang berangkat dan kemudian bergabung dengan ISIS adalah proses yang panjang, berliku-liku dan memakan waktu yang SANGAT PANJANG. Bukan MINGGUAN, TETAPI BULANAN. Ini adalah proses yang diambil LEWAT PERENUNGAN dan PERENCANAAN yang matang!

Dari dua point di atas, BISA DISIMPULKAN bahwa keluarga (laki-laki, perempuan dan anak-anak) asal Indonesia yang ditangkap di perbatasan Syria/Iraq oleh Syrian Democratic Forces (SDF) BUKAN KORBAN. Mereka berangkat atas kesadaran pribadi dan keputusan yang diambil adalah keputusan yan sudah melalui proses yang sudah saya tulis di atas.

BAHWA mereka mengatakan sebagai ‘KORBAN’ adalah merupakan bagian dari JAWABAN YANG SUDAH DIPERSIAPKAN di fase ‘travel arrangement’. Ini adalah ‘defense mechanism’ yang sudah dipersiapkan oleh keluarga-keluarga simpatisan ISIS asal Indonesia ini.

Nah, siapa itu yang menjadi KORBAN ISIS? 
Bisa dilihat di foto dan video yang saya ambil dari Mosul di postingan ini. INI ADALAH KORBAN ISIS yang sebenarnya. Mereka yang menderita bahkan kehilangan nyawanya karena TIDAK PUNYA PILIHAN selain IKUT ISIS atau MATI.

Jadi jangan tertipu sinetron ‘Korban ISIS’ yang lagi dimainkan orang-orang Indonesia simpatisan/anggota ISIS yang tertangkap di Syria.

Salam,

Sumber : Status Facebook Alto Luger

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed