by

Mer C Tidak Lagi Netralkah?

MER-C telah menafikan suatu realita bahwa para perusuh itu bukan demonstrasi rakyat secara yang spontan. Tapi tindakan anarki oleh kelompok orang yang jelas-jelas dimobilisasi dan diorganisir oleh kelompok tertentu yang merasa tidak puas karena kalah secara konstitusional dalam kontestasi Pilpres 2019.

Bukti-bukti temuan dari pihak POLRI telah menunjukkan dengan jelas bahwa kerusuhan pada 22 – 23 Mei 2019 tersebut adalah suatu kegiatan yang terencana dengan tujuan anarkis dan destruktif. Sama sekali bukan bentuk unjuk rasa damai. Hal ini bisa dibuktikan dengan telah disiapkannya amunisi perang oleh otak kerusuhan. Bahkan ada indikasi kuat beberapa korban yang tewas akibat luka tembak dengan ‘single bullet’ dari samping yaitu peluru tajam yang jelas-jelas BUKAN berasal dari senjata anggota POLRI. Karena POLRI hanya dibekali dengan peluru karet.

Keterangan pers yang dilakukan MER-C dalam 3 bahasa yaitu Indonesia, Inggris dan Jerman seolah-olah dengan sengaja membuat dan menggiring opini publik dalam negeri maupun dunia internasional terhadap suatu peristiwa hanya berdasarkan asumsi dan keberpihakan semata. Bukan berdasarkan hasil investigasi yang berbasis data dan fakta yang sebenarnya. Menurut saya seharusnya akan lebih elegan kalau MER-C dengan obyektif menunggu hasil investigasi resmi dari pihak otoritas keamanan negara yaitu POLRI atau berdasarkan temuan dari Komnas HAM.

Dengan konferensi pers yang dilakukan oleh MER-C tersebut menurut saya MER-C telah menyimpang dari tujuan awal organisasi tersebut yang katanya akan menjunjung tinggi netralitas dan profesionalitas. Karena secara nyata MER-C terlihat telah menunjukkan keberpihakan pada kelompok tertentu dan sama sekali mengabaikan hasil temuan dari aparat kepolisian.

Penggiringan opini yang menyesatkan tersebut mengingatkan kita terhadap drama “White Helmet” di Suriah yang telah membuat konflik di wilayah tersebut menjadi berkepanjangan, semakin membara dan banyak memakan korban jiwa yang tidak terukur. Meskipun drama rekayasa yang paling menjijikkan tersebut akhirnya telah dapat terbongkar secara memalukan.

Apakah MER-C berencana berbuat serupa itu ? Saya tidak tahu. Mudah-mudahan tidak. Tapi apa yang dilakukan MER-C dengan membuat opini tanpa data dan terkesan memihak kelompok tertentu dan kemudian mempublikasikan ke dunia internasional tersebut membuat saya kecewa dan mempertanyakan obyektivitas dan tujuan yang ingin dicapai oleh pihak MER-C.

Quo Vadis MER-C ?

Sumber : Status Facebook Rudi S Kamri

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed