by

Menyoal Keberadaan ACT Dan Dompet Dhuafa Di Seputar Kejadian Kerusuhan

DUKUNGAN LOGISTIK BUAT PERUSUH MAKIN BERINGAS
 
Makanan? Minuman ? Oh jangan takut. Aksi Cepat Tanggap yang kerap menyalurkan donasinya ke Suriah sudah siap dengan food truck.  
 
Mata mereka amblek kena gas air mata? Jangan takut, selain ACT, Dompet Dhuafa juga sediakan ambulan. Belum lagi banyak ambulan dari Yayasan Islam ini dan itu standby di kawasan Sari Pan Pasific dan Bank Indonesia.
 
Karenanya, para perusuh dengan enaknya melempar batu, bom Molotov serta petasan ukuran besar yang entah dipasok oeh siapa ke petugas.
 
Dan para perusuh berteriak gembira sambil teriak Allahu Akbar disambung sebutan anjing babi ketika melihat petugas terluka. 
 
Para perusuh tahu bahwa mereka tidak akan ditembak meski banyak petugas luka.  Mereka tahu datang ke Bawaslu perut mereka kenyang, tidak kehausan dan mungkin juga agak tebal kantongnya.  
 
Mereka sangat memanfaatkan situasi ini dengan melakukan tindakan seanarkis-anarkisnya.  Menjarah tukang rokok, maling makanan di warteg dan mencoba membakar pusat grosir Tanah Abang.
 
KECELE DAN MAKIN RUSUH : POLA TERORIS HTI
 
Jika aksi rusuh mereka berhasil dijamin Indonesia akan chaos. Belum lagi aneka berita hoax menyulut kemarahan orang-orang tolol  seperti pembakaran pos polisi di Madura gara-gara berita hoax.
 
Untung saja, sebagian besar rencana itu sudah di endus oleh aparat keamanan. Perusuh tidak menyangka polisi memberi waktu berdemo sampai mereka bosan. 
 
Polisi hanya bertindak jika mereka terus ditimpuki, ditembaki petasan dan dilempari bom Molotov.  Tidak sedikitpun polisi dan TNI terpancing dengan aneka agitasi dan tindakan para perusuh yang berbaju Islam tapi yang keluar dari congornya semuanya sampah.
 
Merespon langkah lunak ini, para perencana putar otak dengan menerjunkan pasukan preman. Mereka membakar dan menyerang kemudian lari ke pemukiman dan kalau bisa masjid. Jadi jika polisi mengejar sampai masjid, tinggal gampang goreng
nya. Yang berkembang menjadi polisi musuh Islam. 
 
Pas kan dengan taktik para teroris.
 
Kemudian, jika sudah tercipta chaos maka ganti mereka memprovokasi tentara atau militer untuk mendukung mereka. Dan ini ciri khas HTI yang selalu sukses memecah belah Libya dan Suriah dengan merangkul militer. 
 
Itulah sebabnya, para perusuh itu selalu memuji dan menyambut hangat pasukan TNI yang diterjunkan untuk menenangkan massa.  Mereka pikir dengan cara ini Polisi dan TNI bisa dipisahkan. Padahal tidak demikian.  Polisi dan TNI melawan para perusuh. Dua lembaga keamanan ini sama bencinya dengan perusuh. 
 
JALUR GAZA
 
Namun sekali lagi, aksi anarkis para perusuh itu gagal mencapai tujuan. Menciptakan chaos sebagai syarat utama mengubah Indonesia menjadi Suriah kedua. Padahal ACT dan Dompet Duafa sudah standby menolong para perusuh disektor yang mereka sebut sebagai Jalur Gaza.
 
Artinya,  jika tidak ada ACT atau Dompet Dhuafa,  massa akan lebih mudah dikendalikan.  Mereka tidak akan ngotot bertahan sampai tengah malam. Karena kelaparan dan kehausan. 
 
Banyaknya perusuh yang kesetanan adalah juga karena kehadiran dua lembaga itu. Mereka yang uteknya sudah disumpel otak jihad jahad merasa dilindungi.
***
 
Jadi jika ada kejadian seperti di Bawaslu,  usir saja  siapapun yang berlagak jadi migitasi kemanusiaan.  Karena fakta membuktikan bahwa kehadiran mereka justru menambah aliran logistik kaum perusuh hingga bisa lama bertahan melawan pihak keamanan. 
 
Apalagi,  ada petugas dari dua organisasi itu yang jelas – jelas menunjukkan keberpihakannya pada kaum perusuh dan pendukung Prabowo. 
 
Kalau sudah begitu,  you mau ngeles apa?
 
Sumber : Status Facebook Budi Setiawan

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed