by

Menolak Tol

Oleh : Sunardian Wirodono

Tiga Bupati di Jawa Tengah keberatan daerahnya dilalui jalan tol Solo. Karena jalan tol itu akan menerjang sesawahan, jalur produktif, lumbung padi. Salah satu bupatinya mengatakan anak cucu kita kelak mau makan apa, kalau sawah-sawah dihabisi jalan tol? Jika kalimatnya diteruskan; Disuruh makan infrastruktur?

Seorang ahli transportasi mengatakan jalan tol yang menerjang tiga wilayah kabupaten di luar Solo itu, tidak akan mengurai kemacetan yang terjadi di Solo. Sarannya, Walikota Solo diminta untuk mengembangkan sarana transportasi umum.

Dengan segala hormat, saya melihatnya dari sisi lain. Jalan tol Solo yang diributkan itu, masuk dalam kelas jalan tol daerah, bukan nasional. Pembangunan jalan tol nasional dan tol daerah, beda kelas. Dan yang pasti, beda ganti untungnya. Sementara tanah-tanah di tiga kabupaten itu, banyak dikuasai para pejabat, para elite dari daerah dan Jakarta. Saya kok lebih menduganya, faktor ganti untung yang jauh lebih rendah dibanding proyek tol nasional, sebagai alasan paling masuk akal. Bela rakyat? Tong rombeng pating gedombrang bunyinya.

Coba misalnya jalan tol yang dimaksudkan itu jalan tol kelas nasional, selesai itu barang. Gitu lho, Mas Wali. Ayo buktikan generasi karbitan menyelesaikan masalah. |

Sumber : Status Facebook Sunardian Wirodono III

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed