by

Menolak Lupa: Layakkah Prabowo Memimpin Negeri Ini?

Perjalanan karier militernya berlari sangat kencang setelah dia menikahi Siti Hediati Hariyadi (TITIEK SOEHARTO) anak ke-4 Presiden Soeharto. Sosok Prabowo berdasar referensi yang saya baca tercatat sering bersikap keluar dari etika dan norma kemiliteran yang menjunjung tinggi hirarki dan senioritas. Dari penuturan beberapa jenderal yang pernah menjadi atasannya dia bahkan pernah melawan Pangab Jenderal Benny Moerdani padahal saat itu dia masih berpangkat perwira menengah.

Dari penuturan Jenderal Agum Gumelar yang pernah menjadi atasannya, sosok Prabowo sering mendapat keistimewaan karena semata-mata dia menantu Presiden waktu itu. Salah satunya dia pernah naik pangkat 3x pada kurun waktu hanya 2 tahun. Hal lain yang diungkapkan Agum adalah Prabowo sering bertindak diluar jalur komando yang seharusnya. Disamping itu dikatakan juga bahwa Prabowo sering meninggalkan tugas untuk pergi keluar negeri tanpa ijin atasannya. Dalam dunia kemiliteran itu hal yang luar biasa. Salah satu analisa kenapa dia berani melakukan hal tersebut mungkin dia merasa punya privilege sebagai menantu orang yang paling berkuasa di Indonesia waktu itu.

Sikap kontroversi seorang Prabowo yang paling fenomenal adalah saat dia mendatangi Presiden BJ Habibie dengan sikap marah memprotes kenapa yang ditunjuk Panglima ABRI waktu itu adalah Wiranto. Serta memprotes keras mengapa dia dicopot dari jabatan sebagai Panglima Kostrad. Rivalitas antara Wiranto dan Prabowo memang sangat tajam saat itu. Saksi sejarah yang menyaksikan peristiwa tersebut dan kemudian menuturkan ke publik adalah Staf Khusus Presiden Letjend (Purn) Sintong Panjaitan. Beberapa analis politik waktu itu menduga Prabowo berharap mendapatkan mandat “semacam Supersemar-nya Soeharto saat tahun 1966” agar dia bisa tampil menjadi pahlawan dengan menertibkan kerusuhan 1998. Tapi apa lacur niat Prabowo digagalkan oleh oleh Jenderal Wiranto dkk. Analisa ini tentu saja dibantah oleh kubu Prabowo.

Namun ada hal yang tidak dapat dibantah adalah kenyataan sejarah bahwa Prabowo Subianto telah TERBUKTI TERLIBAT SECARA AKTIF dalam TRAGEDI PENCULIKAN para aktivis pergerakan pada kurun waktu 1997 – 1998. Sejarah mencatat dari 23 orang yang diculik 1 orang tewas, 9 orang dibebaskan setelah disiksa, 13 orang HILANG sampai detik ini. Kenyataan sejarah ini secara gamblang telah dijabarkan secara terbuka oleh Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi mantan Wakil Panglima ABRI dan Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang bertugas mengadili Prabowo Subianto pada tahun 1998. Perlu diketahui salah satu anggota DKP waktu itu adalah Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono.

Hasil akhir dari pemeriksaan DKP yang dipimpin oleh Jenderal Soebagyo HS (Kepala Staf Angkatan Darat waktu itu), disimpulkan bahwa Prabowo Subianto telah terbukti secara pasti terlibat aktif dalam merencanakan dan memerintahkan untuk melakukan penculikan para aktivis. Dan atas kesalahannya, Prabowo diberikan sanksi DIPECAT dari dinas kemiliteran TNI. Menurut penuturan Agum Gumelar, hanya karena Prabowo saat itu menantu Presiden Soeharto, maka istilah pemecatan secara administratif diperhalus menjadi DIBERHENTIKAN dari dinas kemiliteran. Ini fakta sejarah yang TIDAK TERBANTAHKAN !!

Setelah diberhentikan dari dinas kemiliteran dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal TNI (Purn), Prabowo menghilang dari peredaran dan melanglang ke luar negeri konon kabarnya menetap di Yordania. Setelah beberapa tahun menghilang dia kembali ke Indonesia menjadi pengusaha. Disamping itu dia juga kembali ke panggung politik melalui Partai Golkar.

Tahun 2004 Prabowo ikut konvensi calon presiden dari Partai Golkar. Sekali lagi dia dikalahkan oleh Wiranto. Dari 5 orang peserta konvensi Partai Golkar waktu itu Prabowo memperoleh suara PALING BUNCIT hanya 39 suara. Karena kekalahan ini dia keluar dari partai Golkar dan mendirikan Partai Gerindra. Pada Pilpres 2009 dia menjadi cawapres dari Megawati. Sekali lagi dia kalah. Dan yang mengalahkan dia adalah teman seangkatannya di Akmil yaitu Susilo Bambang Yudhoyono. Pada Pilpres 2014 lagi-lagi dia kalah, kali ini dia dikalahlah oleh orang sipil bertubuh kurus cungkring bernama Joko Widodo.

Apakah pada Pilpres 2019 dia akan kembali KALAH ? Time will tell !!!

Dari rangkaian cerita singkat tentang jejak kontroversi selama berkarir di kemiliteran dan memiliki rekam jejak “parade sering kalah” yang panjang tersebut, layakkah figur seorang Prabowo Subianto memimpin negeri ini ? Silakan menjawab berdasarkan logika dan nurani masing-masing.

Kalau saya ? Bapak-Ibu sudah pasti tahulah SIAPA pilihan saya. Kita sama kan ?

Salam Satu Indonesia
Rudi S Kamri
13042018

Referensi :
1. Buku “Detik-detik yang Menentukan, Jalan Panjang Indonesia menuju Demokrasi” BJ Habibie (2006)
2. Buku “Prabowo Sang Kontroversi” karya Erros Djarot, dkk (2006)
3. Buku “Kontroversi Kudeta Prabowo” karya A.Pambudi (2007)
4. Biografi Sumitro Djojohadikusumo dan Prabowo Subianto Wikipedia.
5. Dan berbagai sumber berita media massa tentang hasil kerja Dewan Kehormatan Perwira 1998
6. https://youtu.be/3I8QDVmZq5g
Chin Riana

 
Sumber : Facebook Rudi S Kamri

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed