by

Menjawab Kekhawatiran SBY

Pertama. Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 pada bulan november tahun lalu, IMF melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 terbaik kedua setelah China. Di tengah pandemi, kinerja ekonomi kita tetap lebih baik dari negara lain. Saya rasa hasil riset IMF terhadap ekonomi Indonesia tidak perlu diragukan. Karena sejak reforamsi IMF tahun 2009, IMF tidak lagi melakukan intervensi politik. Tetapi lebih focus kepada menciptakan keseimbangan moneter global. Tentu risetnya sangat berdasar tentang ekonomi suatu negara.
Kedua. Tanggal 7 januari 2021, pemerintah menerbitkan global bond dengan seri baru masing-masing RI0331 (1,85 persen), RI0351 (3,05 persen), dan RI0371 (3,350 persen) , serta 1 SUN berdenominasi euro yaitu RIEUR0333 (1,10 persen). Itu semua SUN berjangka panjang. Creding rating dari Japan Creditr Rating Agendy (JCR) adalah A-, kemudian dari S&P adalah BBB, begitu pula dari Fitch Rating BBB. Itu membuktikan analisa makro ekonomi dalam jangka panjang sangat bagus. Lembaga rating adalah lembaga yang paling objetif menilai ekonomi suatu negara atau korporat. Karena dia sebagai indikator bagi investor. Kan engga ada investor yang bego.
Ketiga, sebagaimana bapak ketahui bahwa kebijakan ekonomi Indonesia di tengah pandemi sesuai dengan amanah UU No. 1/2020. Bahwa negara harus bertanggung jawab terhadap pandemi sebagaimana amanah UU tentang bencana nasional, namun pada waktu bersamaan kita juga harus menjaga ekonomi kita tetap di jalur yang benar. Kita tidak seperti AS dan Eropa yang gagal menciptakan keseimbangan antara kebijakan ekonomi dan pandemi. Makanya mereka masuk dalam lubang resesi yang dalam.
Terimakasih Pak SBY. Sehat selalu.
 
(Sumber: Diskusi dengan Babo)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed