by

Mengapa Resah dengan Al Kitab Bahasa Minang?

Tapi tiba-tiba Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayito mengirim surat ke Menkoinfo agar mencopot aplikasi alkitab dalam bahasa Minangkabau. Langkah ini lebih dibaca sebagai ketakutan pada sebuah aplikasi, yang langsung terkenal gara-gara Irwan Prayitno ‘merusuhinya’.

Ada teman saya yang sinis berkomentar seperti ini: “Minangkabau dikuasai Belanda melahirkan kaum cerdik pandai, tapi dikuasai PKS malah melahirkan sosok seperti Irwan Prayitno”. Saya memahami kesinisannya sebagai protes. Dia mungkin geram.

Kalau bagi saya langkah Irwan Prayitno itu sebagai langkah politik SARA dalam konteks Pilkada. Karena kalau kita bercermin dari sejarah dan masyarat Minang yang penuh percaya diri dan terbuka, langkah Irwan Prayitno tak menemukan relevansinya.

Takut pada Alkitab bahasa Minang, sementara Alkitab dalam bahasa Arab pun sudah umum di kalangan umat Kristen di Timur Tengah. Padahal dalam umum, bahasa Arab sering dipahami dan diidentikkan dengan Islam, tapi tak ada protes masyarakat Arab yang muslim atas Alkitab dalam bahasa Arab.

Ideologi Irwan Prayitno sepertinya diimpor dari negeri jiran, di mana orang Kristen dilarang menyebut tuhan mereka dengan sebutan Allah. Ini aneh dan lucu. Karena dalam Alkitab bahasa Arab pun nama Allah digunakan. Atau dalam Al-Quran sendiri, nama Allah sudah dikenal sebagai Pencipta Langit dan Bumi sebelum Islam (QS Az Zumar: 38). Kok tiba-tiba atas nama Islam mau memonopoli nama Allah?

Padahal terkait aplikasi Alkitab dalam bahasa Minang kalau tidak butuh tidak perlu diunduh. Sesederhana itu. Kecuali kalau ada fenomena masyarakat Minang dipaksa mengunduh aplikasi itu. Boleh protes. Boleh melawan. Boleh bereaksi.

Play store itu seperti hidangan di Rumah Makan Padang. Semua makanan dari menu yang ada dikeluarkan, tapi tidak semua harus dimakan! Tergantung selera. Jangan menyalahkan yang menyajikan. Kalau cuma mau satu menu, ya duduk saja di warung pecel lele, jangan masuk ke Rumah Makan Padang.

Jadi Alkitab bahasa Minang ini masalah sederhana, kalau tak butuh tidak usah diunduh. Orang awak tak dipaksa. Kecuali Irwan Prayitno mau memainkan isu politik SARA, maka langkah Irwan Prayitno berpotensi bisa merusak toleransi dan kerukunan umat beragama. Menjadi ancaman bagi Bhinneka Tunggal Ika.

Sumber : Status Facebook Mohamad Guntur Romli

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed