by

Mengapa Generasi Kita Banyak Intoleran

setelah melintasi sungai Nidelva di atas jembatan-tua (Old Bridge) berwarna merah itu, menjelang sampai ke masjid, ada satu hal yang minggu lalu luput dari perhatian saya: mobil polisi yang memantau keamanan dari kejauhan..

pasti bukan mobil intel, karena warnanya mencolok, dan bertuliskan huruf kapital: POLITI..
diposisikan agak jauh, dengan moncong menghadap masjid (gedung kayu warna putih, separuh yg kanan, hanya lantai-1nya saja), supaya memberikan rasa nyaman bagi semua pihak.. sambil memberikan sudut pandang pengawasan yg lebih luas pada keadaan sekitar..

bila ada kendaraan atau orang aneh dan mencurigakan ketika ibadah dimulai, mereka bisa langsung mendekat atau memanggil bala bantuan..

benar-benar bentuk tepo-sliro, tenggang rasa dalam bentuk tertingginya..
saya notice, orang-orang di sini sangat ramah, helpful, entengan, dan menyenangkan..

saya kadang jadi heran dengan ajaran para guru di SD dahulu, supaya kita tidak terpengaruh “Budaya Barat”..

pantesan kita sekarang panen generasi intoleran, jam karet, nyampah, dan sulit ngantri.. mulut sampah, cocot kencono, dan kurang adab terhadap orang lain, terutama kepada orang yang lebih tua.. both online and offline..

selain karena hujan salju yang cantik ini, jumatan di Masjid al-istimewa menjadi lebih istimewa karena di inbox email saya muncul message berisi undangan dari Fakultas untuk menghadiri Christmas Party, hari Kamis, tanggal 12 Desember.. itu akan menjadi undangan resmi pesta natal pertama saya.. pesta ya, bukan misa..

kalau diberi topi sinterklas, insyaAllah akan saya pakai untuk Jumatan besok siangnya..

kalau nanti ada yang nginbox saya tausiyah panjang lebar khawatir automurtad, tenang aja..

ntar baca dua kalimat syahadat kan balik jadi islam lagi..

santai..

Sumber : Status Facebook Bintang Prabowo

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed