by

Mengapa Covid Terus Bertambah

Yang doyan mengunyah hoaks dan teori konspirasi juga bejibun, bahkan ironinya ada juga dari kalangan tenaga medis sendiri, padahal negeri kita termasuk tingkat kematian tenaga medis cukup tinggi.

Proponen pembebasan atau pengabaian protokol tampak bukan orang yang cerdas, karena kegiatan ekonomi tanpa kepatuhan terhadap protokol kesehatan justru merugikan masyarakat sendiri. Kalau pariwisata, kuliner, dibiarkan tanpa protokol, emang ada wisatawan yang mau datang? Ya palingan mereka yang abai dengan protokol.

Lihat saja Amerika melarang orang ke Indonesia, Malaysia juga mempersulit orang Indonesia ke sana. Tapi itulah kenapa ada istilah gagal paham, karena memang ada orang-orang gagal paham yang dijadikan sebagai ujian hidup yang lain.

Jadi bagaimana?

Kita ada di persimpangan jalan. Apakah mau melanjutkan ketidakkompakan ini? Dan entah sampai kapan situasi kabur ini melanda? Bahkan vaksin saja belum tentu berhasil kalau masyarakat saling antagonis.

Kita tidak perlu malu belajar ke negeri yang kompak seperti Malaysia, Taiwan, atau tempat lain yang dinilai lebih berhasil dari kita.

Teknologi media sosial mestinya memudahkan kita untuk bisa belajar kebaikan dari negara lain.

Bukan malah dipakai untuk menyebarkan hoaks dan teori konspirasi sampai ada yang menyebut Indonesia peringkat 5 dunia urusan rumor dan teori konspirasi.

Kesimpulannya, kita mau kompak apa tidak, Lur?

Sumber : Status Facebook Muhammad Jawy

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed