by

Mendukung Jokowi Itu Berat, Biar Aku Saja

Itulah Jokowi.

Dia sanggup berdiskusi selama 7 bulan dengan mengadakan 56 kali pertemuan basa basi, dan akhirnya mampu memindahkan pedagang barang bekas di taman Banjar Sari. Sebuah kekuatan kesabaran membunuh yang jarang kita jumpai..

“Dia orang Solo..” Tulisku seperti mendapat inspirasi.

Langkah-langkahnya sulit ditebak diawal karena kita terbiasa melihat film aksi. Jokowi adalah “The man with the winning strategy”. Pembawaannya yang tenang dan terlihat lemah, adalah kekuatannya sejati. Ia mengukur semua langkah dengan cermat dan mengambil keputusan yang jarang terpikirkan banyak orang. Musuhnya selalu merasa menang diawal, tapi diakhir mereka akhirnya mengakui jika kalah strategi..

Dan ternyata apa yang kutulis benar terjadi. Meski aku tidak mengenalnya dengan dekat, Jokowi menjadi seseorang seperti dalam imajinasi.

Hitung saja langkahnya dimana Jokowi selalu berhasil memenangkan situasi. KPK vs Polri, BG sebagai Kapolri, terbelahnya koalisi merah putih, pembubaran HTI sampai penghentian seorang Jenderal dari jabatan tertinggi dengan sangat halus dan tanpa terdeteksi..

Semua itu membutuhkan kecerdasan dan perhitungan matang. Dan jelas kesabaran adalah kunci utama untuk meraih kemenangan..

“Dia orang Solo..” begitu tulisku sekarang ini.

Ketika banyak orang menimpakan kesalahan pada Jokowi karena menganggap ia melakukan negosiasi dengan seorang yang selama dua tahun kabur ke Saudi. Ketika banyak pendukung baperan yang selalu melihat pertarungan dengan warna hitam putih. Ketika banyak orang yang dulu memujanya, sekarang kembali menari diatas genderang perang yang berbunyi..

Tapi aku tetap mempercayainya seperti awalnya. Karena aku yakin ada strategi menarik yang baru bisa tertebak arahnya ketika akhirannya mendekati. Awalnya boleh pahit, tapi akhirannya biasanya berakhir manis. Dan tidak mudah menebak apa yang dia lakukan. Karena strategi, jika bisa ditebak, bukan lagi sebuah strategi. Kita hanya bisa mengira-ngira tapi dia yang lebih tahu semua semua gambar besarnya..

“Tenang saja..” Kata seseorang padaku suatu hari. “Ikuti saja permainannya dan tidak perlu mengambil banyak kesimpulan. Sebuah buku tidak akan menarik jika kita tidak mengikuti halaman per halaman. Jokowi bukan seorang pecundang. Apakah rekam jejaknya selama ini tidak menjadi pelajaran ?”

Aku tersenyum. Lebih baik kuseruput secangkir kopi sambil menikmati permainan.

Permainan jauh lebih menarik jika ada lawan yang brilian. Karpov tidak akan terkenal jika tidak bertemu Kasparov. Bobby Fischer tidak akan melegenda jika tidak bertemu Boris Spassky.

Ini memang permainan mental. Siapa yang kuat, dia yang bertahan. Seperti kukatakan pada temanku yang baperan mengutip kata-kata Dylan, “Mendukung Jokowi itu berat, biar aku saja..”

Kulihat senyum mulai terbentuk diwajahnya. Kurasa dia mengerti akhirnya..

Sumber : Status Facebook Denny Siregar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed